Refly Harun: Masyarakat Tidak Suka Dengan Lingkaran Istana Termasuk KSP Moeldoko

- 19 November 2021, 06:04 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi KSP Moeldoko yang diusir pendemo di Semarang.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi KSP Moeldoko yang diusir pendemo di Semarang. /Tangkapan layar Youtube.com/ Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Seperti diberitakan sebelumnya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, dan Deputi V KSP Jaleswari Pramodhawardani diusir para peserta aksi Kamisan di depan Hotel Paragon, Semarang, Kamis 18 November 2021.

KSP Moeldoko tetap berusaha mengajak bicara massa aksi. Namun, penolakan terus diteriakkan. Akhirnya, Hendrar mengajak Moeldoko dan pejabat lainnya meninggalkan lokasi aksi.

Moeldoko merupakan salah satu pembicara dalam sebuah diskusi sebagai rangkaian acara Festival HAM 2021 yang diselenggarakan oleh Komnas HAM RI, INFID, Kantor Staf Presiden, dan Pemerintah Kota Semarang serta Seluruh Lembaga pendukung lainnya pada 16-19 November 2021.

Baca Juga: KSP Moeldoko Diusir Massa di Semarang, Pendemo: Ini Panggung Rakyat, Pelanggar HAM Tidak Boleh Dikasih Ruang

Baca Juga: Gus Nur: Jangan-jangan Hatinya Habib Rizieq Pura-pura dan Galau

Nyatanya, bukan hanya Moeldoko, pendemo juga menolak penyelenggaraan acara oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) karena menilai masih banyak kasus pelanggaran HAM yang belum diselesaikan.

Pengamat politik dan ahli hukum tata negara Refly Harun dalam channel youtube pribadinya, Kamis 18 November 2021 mengatakan, tadi sudah kita lihat demo yang ternyata malah diusir oleh pendemo, ini alarm bagi pemerintahan presiden Jokowi artinya masyarakat tidak suka tidak senang dengan lingkar-lingkar istana termasuk Moeldoko.

Baca Juga: Rocky Gerung: Saat ini Isu Radikalisme Muncul Demi Menutupi Isu Korupsi dan PCR yang Tengah Disorot

Kata Refly apalagi Moeldoko melakukan dua gerak yang tidak disukai masyarakat pastinya pertama adalah merebut kepemimpinan Partai Demokrat, yang kedua adalah mengungkap atau mensomasi aktivis ICW terkait obat ivermectin, walaupun tidak seheboh Luhut Binsar Panjaitan tetapi masyarakat tentu belum lupa atau tidak lupa dengan hal seperti itu.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x