Rumah Warga di Majalengka Ambruk dan Puluhan Lainnya Terancam

- 27 Desember 2021, 08:03 WIB
Rumah warga di Majalengka Ambruk.
Rumah warga di Majalengka Ambruk. /Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Tiga rumah milik warga di Blok 88, RT 20 dan 21 RW 07, Desa Ampel, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka ambruk dan 50 rumah lainnya alami amblas serta retak-retak diduga akibat pergerakan tanah dan luapana air sungai Cimanuk.

Selain itu sepanjang 100 meter tanggul sungai Cimanuk alami kerusakan dan mengancam pemukiman penduduk setempat.

Kerusakan rumah dan tanggul Sungai Cimanuk terjadi setelah hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Majalengka yang terus menerus selama berhari-hari.

Baca Juga: Sudah Divaksin Jadi Syarat Wajib Kunjungan Wisata

Rumah yang ambruk tersebut adalah milik Narto, Sukara dan Karsidi yang posisi rumahnya berderet memanjang berjarak 20 meter dari aliran Sungai Cimanuk yang airnya kerap meluap.

Tidak ada korban jiwa pada musibah tersebut, hanya kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Mereka yang rumahnya ambruk kini menungsi ke rumah tetangga yang juga sudah terancam, serta mengungsi di rumah orang tuanya.

Menurut keterangan Narto dan Sukara, musibah yang menimpanya terjadi pada Jumat 24 Desember 2021 dini hari. Beruntung sorenya mereka telah mengungsi lebih dulu serta mengamankan barang-barang berharga mereka, karena sudah berhari-hari rumah mereka posisinya sudah miring.

Baca Juga: Refly Harun: Jelang Akhir Pemerintahan Jokowi, Banyak yang Mengeluh Belum Mendapat Jabatan

Ambrunya rumah dan rusaknya tanggul sungai ini terjadi setelah hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut, hingga air sungai yang berada dibawah pemikiman sekitar 7 meteran meluap ke atas.

“Beberapa waktu lalu, begitu curah hujan tinggi, rumah kami mengalami retak-retak, pondasi berubah posisi. Pada awal pekan kemarin rumah mulai doyong, kondisi ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi selama dua hari secara terus menerus,” ungkap Sukara.

Dia mengatakan, dua hari sebelum rumahnya ambruk sudah mewaspadai sehingga segera mengevakuasi sejumlah perabotan rumah tangganya.

Baca Juga: Baim Wong dan Willie Salim Borong SPBU Sampai Kosong

“Jadi ketika rumah ambruk kami sudah berada di pengungsian, tinggal beberapa barang yang masih berada di rumah,” katanya.

Demikian juga dengan Narto yang posisi rumahnya berdampingan. Rumahnya sudah mengalami retak-retak dan miring sejak sebulan terakhir. Sebelum rumahnya ambruk, setiap hujan deras terjadi Narto dan keluarganya beberapa kali mengungsi karena khawatir rumah ambruk saat anggota keluarga tengah tertidur lelap.

Kepala Desa Ampel HR Opendi mengungkapkan pergerakan tanah di wilayahnya sudah terjadi begitu memasuki musim penghujan. Kini tercatat ada 50 rumah yang memgalami retak-retak yang kesemuanya berada di sepanjang aliran Sungai Cimanuk.

Baca Juga: Rocky Gerung: PSI Nyari Sensasi Dengan Mencoba Menghalangi Anies Baswedan

Sejumlah warga menduga kondisi tersebut terjadi akibat air dibawah permukaan tanah tidak bisa mengalir ke luar sehingga air terus bergerak dibawah. Harusnya menurut warga di bagian tembok penahan tebing Sungai Cimanuk yang ketinggiannya mencapai kurang lebih 7 meteran dibuat pori-pori untul lubang air dengan ukuran yang memadai agar air resapan bisa mengalir melalui lubang ke Sunga Cimanuk.

“Sekarangpun mungkin ada hanya jumlah dan ukurannya tidak memadai,” ungkap seorang warga.

Warga lainnya mengatakan, pergerakan tanah terjadi diduga akibat tanah urugan yang belum padat langsung ditempati bangunan, sehingga ketika hujan deras dan tanah dimasuki air langsung terjadi pergerakan tanah dan sebagian amblas serta bergelombang.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Senin 27 Desember 2021: Al Tunjukkan Dosa Irvan, Ricky dan Iqbal Sepakat Saling Tutup Rahasia

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, BPBD Majalengka, Indrayanto, mengungkapkan bencana alam yang terjadi di Desa Ampel menimpa 3 rumah ambruk dan 50 rumah lainnya rusak serta terancam. Nilai kerugian akibat musibah tersebut ratusan juta rupian.

“Ada 50 rumah atau Kepala Keluarga atau 200 jiwa. Serta dari 3 rumah yang terdampak ada 11 jiwa,” kata Indrayanto.

Menurutnya pihak BPBD telah menindaklanjuti persoalan tersebut baik ke Dinas Sosial untuk penanganan sosial dan BBWS untuk penangulangan bencana. Pihaknya juga telah melaporkannya ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x