Korban Trafficking Mengalami Gangguan Jiwa, Kajari Garut Janji Bantu Masalah Hukumnya

- 25 Agustus 2020, 06:45 WIB
KEPALA Kejari Garut, Sugeng Hariady mengunjungi warga Kampung Pedes, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul yang menderita lumpuh dan stroke sejak lima tahun lalu.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
KEPALA Kejari Garut, Sugeng Hariady mengunjungi warga Kampung Pedes, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul yang menderita lumpuh dan stroke sejak lima tahun lalu.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Warga yang tinggal di kawasan kampung Pedes, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan tarogong Kidul, Senin 24 Agustus 2020 dibuat kaget.

Hal ini menyusul kedatangan rombongan dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Garut ke perkampungan mereka.

Rombongan dari Kejari Garut yang dipimpin langsung Kepala Kejari Garut, Sugeng Hariady ternyata hendak mengunjungi rumah salah seorang warga di kampung tersebut yang sudah lama mendrita stroke, Aan Supartini (45).

Baca Juga: Doa Bersama di Jembatan Kuning Memecahkan Keheningan Malam

Rombongan saat itu datag sambil membawa sejumlah kebutuhan pokok untuk keperluan sehari-hari Aan dan keluarganya.

Setibanya di rumah Aan yang berukuran 4x4 meter itu, Sugeng dengan didampingi Kasipidum, Dapot Dariarma, langsung menemui Aan yang tengah terduduk di kasur di bagian tengah rumahnya.

Sugeng langsung menyalami Aan dan menyampaikan rasa simpatinya atas penderitaan yang selama ini dialami ibu tujuh anak tersebut.

Baca Juga: Kawah Hujan Melancarkan Pernapasan, Bisakah Membunuh Virus Corona?

Sugeng tampak begitu terharu ketika mendegarkan kisah Aan yang cukup menyayat hati.

Ia menderita stroke sejak lima tahun terakhir dan selama ini untuk kebutuhan makan sehari-hari hanya mengandalkan belas kasihan dari para tetangganya.

Kepada Sugeng, Aan menceritakan, dua hari yang lalu sempat dibawa ke RSUD dr Slamet Garut dan mendapatkan perawatan.

Baca Juga: Satu Keluarga Terdeteksi Positif Bergejala Covid-19

Hal itu berkat perhatian pihak Kejari Garut melalui Kasipidum yang saat itu melakukan kunjungan ke rumahnya dan kemudian berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan dan RSUD dr Slamet Garut.

"Alhamdulillah, saya haturkan terima kasih karena berkat kepedulian Bapak dan anak buah Bapak, saya kemarin sempat mendapatkan perawatan di RSUD. Namun tadi saya diperbolehkan untuk pulang dan bisa berobat jalan," ujar Aan.

Aan pun tampak sangat terharu ketika dalam kesempatan tersebut, Sugeng menyerahkan bantuan kepadanya.

Baca Juga: Mempertanyakan Perlunya Menunggu Memberi Makanan Baru pada Bayi

Selain sejumlah uang, atasnama jajaran Kejari Garut, Sugeng juga menyerahkan sejumlah kebutuhan pokok untuk makan Aan dan anak-anaknya sehari-hari.

Sugeng mengatakan, bantuan yang diberikan kepada Aan merupakan bentuk kepedulian jajaran Kejari Garut.

Menurutnya, kondisi Aan memang sangat memprihatinkan sehingga sudah sewajarnya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak.

Baca Juga: Ini Dia, Viagra Bisa Meningkatkan Ketahanan Penderita Kanker Usus Besar

Dia memang punya suami tapi informasinya suaminya telah kawin lagi dan selama ini ia tak mendapatkan perhatian.

"Padahal kondisinya benar-benar sangat memprihatinkan karena selain menderita stroke sejak lima tahun lalu, kondisi perekonomianya pun sangat miris karena ia sama sekali tak punya penghasilan," kata Sugeng seusai memberikan bantuan.

Sebelumnya, tutur Sugeng, pihaknya melalui Kasipidum sudah memfasilitasi agar Aan bisa mendapatkan perawatan di RSUD dr Slamet Garut.

Baca Juga: Sepeda Lipat Element, Harga Rp 10,6 Juta, Ini Spesifikasinya

Setelah dijalin koordinasi dengan berbagai pihak, akhirnya Aan dibawa ke RSUD dr Slamet Garut dan sempat menjalani perawatan.

Sugeng juga menegaskan jika pihaknya juga akan membantu masalah hukum kaitan dengan adanya dugaan trafficking yang dialami salah seorang anak perempuan Aan yang saat ini mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan informasi, anak tersebut sempat ada yang menawari kerja di Jakarta sebagai asisten rumah tangga.

Baca Juga: Ada Pesan dari Megamendung, Pemimpin Itu Harus Mengayomi

Namun muncul dugaan jika anak tersebut malah menjadi korban trafficking sehingga akibatnya mengalami trauma dan akhirnya mengalami gangguan jiwa.

Untuk penanganan anak tersebut, Sugeng menyebutkan pihaknya kembali akan berkoordinasi dengan dengan pihak-pihak terkait di antaranya Dins Sosial Kabupaten Garut.

Ia berharap anak tersebut bisa dibawa ke rumah sakit jiwa yang ada di wilayah Bogor agar mendapatkan pengobatan.

Baca Juga: Rumor Reshuffle Kabinet Makin Deras Beredar, AHY Masuk, Prabowo Bakal Digeser

"Kami akan upayakan agar anak Ibu Aan yang mengalami gangguan jiwa ini bisa dibawa ke rumah sakit jiwa di Bogor. Ia harus mendapatkan pengobatan, jangan dibiarkan terus seperti ini," ucapnya.

Kaitan dengan adanya dugaan trafficking yang dialami anak tersebut, Sugeng menyatakan pihaknya akan berupaya untuk membantu masalah penanganan hukumnya.

Namun karena hal itu berada di luar kewenangannya, maka pihaknya akan mengkomunikasikannya dengan P2TP2A Garut, Dinas Sosial, serta pihak kepolisian.

Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00

Diungkapkan Sugeng, bersama P2TP2A, Dinas Sosial, dan kepolisian, pihaknya akan mencari tahu sejauh mana kebenaran dugaan kejahatan perdagangan orang atau trafficking yang telah menimpa anak tersebut.

Sebelumnya, Kasipidum Kejari Garut, Dapot Dariarma, menyampaikan siap berkoordinasi dengan instansi penegak hukum terkait untuk mengungkap kasus kejahatan perdagangan manusia di Garut, termasuk kasus yang menimpa salah satu anak Aan.

Namun sebelum mengungkap kasus itu, pihaknya terlebih dahulu menunggu korban pulih dari kondisi gangguan kejiwaannya sehingga dipastikan bisa menjalani proses pemeriksaan hukum.

Baca Juga: Roti Unyil Cucu Sumiati Mulai Dikenal di Cimahi

"Sekarang kita fokus dulu untuk membantu pengobatan Ibu Aaan dan anaknya yang kondisi kejiwaannya terganggu itu. Setelah si anak sehat, maka kita bisa mengorek keterangan yang jelas darinya nanti," kata Dapot.

Sejumlah tetangga Aaan, menyebutkan jika sebelumnya kondisi anak Ibu Aan tersebut baik-baik saja. Ia bahkan sempat bekerja di salah satu toko di kawasan Garut kota.

Namun karena ada seseorang yang menawarinya untuk bekerja di Jakarta sebagai asisten rumah tangga, maka anak tersebut tergiur karena mendengar gajinya yang jauh lebih besar dari yang dihasilkannya saat itu.

Baca Juga: Doa Bersama di Jembatan Kuning Memecahkan Keheningan Malam

"Namun beberapa bulkan kemudian, ia pulang lagi ke Garut dan mengaku tak mau kembali lagi ke Jakarta. Saat itu kondisi kejiwaannya sudah mulai terlihat terganggu, seperti orang yag trauma," ujar salah seorang tetangga Aaan yang tak mau disbut namanya.

Bahkan tambahnya, kepada neneknya yang saat itu masih ada, tutur warga, anak tersebut sempat bilang jika dirinya disana dipaksa melayani nafsu bejad sang majikan.

Selama di Jakarta ia tak perah diperbolehkan ke luar rumah dan ia bisa kabur ke Garut saat sang majikannya menyuruhnya untuk membeli rokok.

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

Warga juga menyebutkan, jika tak lama setelah kepulangannya dari Jakarta, anak tersebut sempat menggugurkan kandungan. Sejak saat itu kondisi kejiwaannya terus memburuk dan akhirnya mengalami gangguan jiwa yang cukup parah.***

 

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x