DPD Partai Golkar Sumedang Bergolak, Pengurus Kecamatan Layangkan Protes Hasil Musda X

- 5 September 2020, 09:26 WIB
 KETUA Forum PK Partai Golkar Kab. Sumedang Hasan Supriadi, sedang menunjukan resi penerimaan surat dari Sekretariat DPD Provinsi Jawa Barat.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN
KETUA Forum PK Partai Golkar Kab. Sumedang Hasan Supriadi, sedang menunjukan resi penerimaan surat dari Sekretariat DPD Provinsi Jawa Barat.*/TAUFIK ROCHMAN/KABAR PRIANGAN /

Dijelaskan Hasan, seperti diketahui dalam pelaksanaan Musda ke-X kemarin, Pimpinan Sidang tiba-tiba malah memutuskan Sidik Jafar sebagai Calon Ketua Terpilih DPD Golkar Kab. Sumedang periode 2020-2025, tanpa melalui peroses pemilihan.

Padahal sesuai ketentuan yang disampaikan SC sebelumnya, bursa pemilihan Ketua DPD Golkar itu bisa dilakukan secara aklamasi apabila salah satu calonnya telah mendapat dukungan lebih dari 50 persen pemilik suara pada Musda ke-X yang jumlahnya sebanyak 32 suara.

Baca Juga: ANJAY, ANJRIT, Kalau Orang Cirebon Kata KIRIK Sudah Akrab di Telinga

Sementara faktanya, pemilik suara yang mendukung Yogi Yaman Sentosa saja ada 18 orang, yakni PK sebanyak 15 orang, dan Ormas pendiri dan yang didirikan sebanyak 3 suara.

Lantas kenapa pimpinan sidang tiba-tiba bisa memutuskan Jafar Sidik sebagai calon terpilih.

"Kami sendiri 15 PK dan tiga ormas selaku pemegang suara, sampai saat ini masih konsisten mendukung Yogi Yaman. Harusnya, kalaupun mau dipilih secara aklamasi berarti harus Yogi Yaman yang ditunjuk, kan pendukungnya sudah lebih dari 50 persen," ujar Hasan.

Baca Juga: Kasus Aliran Dana Jiwasraya Mulai Terkuak, Terendus Adanya Modus Penipuan

Fakta ini, lanjut dia, mungkin hanya sebagian kecil saja dari kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan pada pelaksanaan Musda-X kemarin.

Untuk itu, sebagai bahan pertimbangan Ketua DPD Golkar Jabar, pihaknya juga melampirkan beberapa dugaan kecurangan lainnya yang dianggap tidak sesuai dengan juklak dan juknis pelaksanaan Musda.

"Musda ini kan harusnya menjadi hajat kami selaku pemilik suara di Partai Golkar. Tapi kenapa kami tidak dianggap," ujarnya.

Baca Juga: Serangan Covid-19 Tanpa Memandang Status Orang, 100 Dokter Sudah Meninggal

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x