Komunitas Literasi Tolombong Majalengka, Berhenti Menggelar Buku

- 6 September 2020, 17:15 WIB
 Buku yang dimiliki Oki kini tinggal buku-buku bekasnya kuliah dan sebagian majalah. Jumlahnya lebih kurang 30 buku lagi. Sebelumnya jumlah buku yang dijajakannya sekitar 70 buku, yang juga sebagian besar buku agama bekas kuliah dan sejumlah majalah./Tati Purnawati/Kabar Cirebon
Buku yang dimiliki Oki kini tinggal buku-buku bekasnya kuliah dan sebagian majalah. Jumlahnya lebih kurang 30 buku lagi. Sebelumnya jumlah buku yang dijajakannya sekitar 70 buku, yang juga sebagian besar buku agama bekas kuliah dan sejumlah majalah./Tati Purnawati/Kabar Cirebon /

ZONA PRIANGAN - Oki Kurniawan (23) asal Desa Cipeundeuy, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka kini tidak bisa lagi menjajakan bahan bacaan secara gratis di tempat keramaian seperti biasanya.

Itu karena buku yang dimilikinya semakin habis dan kemungkinan tidak sesuai dengan selera atau kebutuhan pembaca. Sudah beberapa bulan komunitas literasi Tolombong yang dikelolanya berhenti menggelar buku.

Padahal biasanya Oki ditemani sejumlah temannya dari dan beberapa mahasiswa, biasa menggelar bahan bacaan di Gelanggang Generasi Muda atau di Taman Dirgantara Bundaran Munjul.

Baca Juga: The Album dari Blackpink, Memecahkan Rekor Album Terlaris Sepanjang Masa

Pembacanya biasanya ibu-ibu atau orang dewasa lainnya sambil menunggu anak-anak mereka bermain di Taman Dirgantara. Atau ada sejumlah remaja dan mahasiswa yang kebetulan main ke kawasan tersebut kemudian membaca buku sambil menikmati suasana taman.

“Sekarang bukunya juga tinggal sedikit, sebagian hilang, sebagian dipinjam tidak dikembalikan. Jadi kalau menggelar buku hanya sedikit dan kurang diminati pembaca rasanya agak percuma karena tidaka da pembacanya,” ungkap Oki.

Buku yang dimiliki Oki kini tinggal buku-buku bekasnya kuliah dan sebagian majalah. Jumlahnya lebih kurang 30 buku lagi. Sebelumnya jumlah buku yang dijajakannya sekitar 70 buku, yang juga sebagian besar buku agama bekas kuliah dan sejumlah majalah.

Baca Juga: Persib Bandung Butuh Suasana Kompetitif

Beberapa bulan setelah menggelar buku bacaan gratis, karena merasa buku-buku yang digelarnya kurang diminati pebaca Oki bersama Adi Mugni yang juga penggagas komunitas Literasi Tolombong membuat angket terhadap sejumlah masyarakat berisi buku yang disukai mereka.

Hasilnya menurut Oki kebanyakan pembaca menyukai buku fiksi dan motivasi. Sayangnya buku-buku tersebut tidak tersedia di komunitas Tolombong.

“Usai menyebar angket kami masih menggelar bahan bacaan di Taman Dirgantara setidaknya Sabtu dan Minggu atau kadang sore hari, karena selalu ada pembaca yang datang sambil menunggu anak atau menunggu sore pengunjung taman bisa sambil membaca,” kata Oki.

Baca Juga: Warga Pangandaran Ketahuan Tak Pakai Masker, Susi Pudjiastuti: TENGGELAMKAN!

Makanya kala menjelang sore, Oki segera membawa buku yang disimpannya di dus kemudian membawanya ke taman untuk digelar agar dibaca pengunjung.

Sekarang ungkap Oki, karena buku terbatas akhirnya buku di bawa pulang ke rumahnya untuk dibaca oleh santri-santri yang ada di pesantren di kampungnya.

Tolombong sendiri digagas Adim Mugni, sahabatnya yang memiliki keinginan meningkatkan minat baca di kalangan mahasiswa dan masyarakat di Kabupaten Majalengka. Sehingga suatu saat Adim dan Oki berusaha mengumpulkan sejumlah buku yang dimilikinya semasa kuliah dan majalah-majalah bekas, juga bantuan buku dari temannya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Majalengka Masih Tinggi, Polisi dan Tentara Siang Malam Bagikan Masker

Ketika buku masih cukup banyak sekitar 70 buah buku dengan 70 judul, keduanya segera menggelar tikar di tempat keramaian dan menawarkan pengunjung untuk membaca di tempatnya. Hingga akhirnya masyarakat tahu kalau di Taman Dirgantara atau GGM ada tempat membaca buku.

“Andai saja buku bacaan tersedia kami masih ingin menggelar buku dan mengaktifkan kembali Tolombong,” ungkap Oki.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x