Jati Pereket Keramat Berusia Ratusan tahun, yang Dianggap Ikon Kertajati Terancam Dirobohkan

- 23 September 2020, 18:47 WIB
 Sejumlah warga menyayangkan adanya rencana penebangan pohon jati pereket, karena pohon jati menjadi ikon Desa Kertajati./Rahmat Iskandar
Sejumlah warga menyayangkan adanya rencana penebangan pohon jati pereket, karena pohon jati menjadi ikon Desa Kertajati./Rahmat Iskandar /

ZONA PRIANGAN - Warga Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka dihebohkan dengan adanya rencana merobohkan pohon “jati pereket” yang berada di pinggir jalan, di ruas jalan antara Kadipaten-Kertajati, tepatnya di Blok Cuyu, Desa Kertajati.

Saat ini posisi pohon jati berada di tengah-tengah pelebaran, menuju Bandara Kertajati. Rencana penebangan pohon jati pereket berdiameter 50 cm yang sudah mengering sejak kurang lebih 60 tahun lalu tersebut terkait dengan adanya pelebaran jalan menuju Bandara Kertajati yang akan berimbas pada pohon tersebut.

Sejumlah warga menyayangkan adanya rencana penebangan pohon jati pereket, karena pohon jati menjadi ikon Desa Kertajati. Tidak begitu jelas siapa yang menanam pohon jati tersebut. Karena almarhum Nenti yang saat meninggal berusia 113 tahun, saat ada dan ditanya tentang itu tidak mengetahuinya perihal siapa yang menanam.

Baca Juga: TV Jadul, Penyebab Hilangnya Sinyal Internet Selama 18 Bulan

Pertanyaan sama juga untuk Iyang yang kini berusia 100 tahun tidak mengetahuinya. Menurut Sekretaris Desa Kertajati Madroni (48), dirinya pernah bertanya pada sejumlah orang tua tidak ada seorangpun yang mengetahui berapa tahun usia pohon jati tersebut terlebih yang menanam pohonnya.

“Orang tua yang usianya ratusan tahun tidak seorang pun yang mengetahuinya. Para orang tua hanya tahu pohon jati sudah ada dan menjadi ikon Desa Kertajati,” ungkap Madroni.

Ada yang menyebutkan bahwa jati ditanam oleh Bagus Rangin sebagai tanda batas Desa Kertajati di masanya. Hingga pohon jati tersebut mati dan mengering, tidak ada seorangpun yang berani menebang pohonnya.

Baca Juga: Facebook Menghapus Akun Palsu Buatan Cina, yang Ditujukan Untuk Pemilu Amerika Serikat

Malah hingga Tahun 1990 pohon jati tersebut selalu dililit kain putih berukuran 1 meteran, kain selalu diganti ketika rusak atau robek. Selain itu banyak orang mempercayai pohon jati keramat hingga setiap malam jumat banyak bertabur bunga. Hingga kini di bagian bawah pohon jati dibatasi dengan tembok melingkar menandakan tidak boleh diganggu.

Ahrodin (65) dan Yaya Supriyatna (51) juga menyebutkan hal yang sama, pohon jati pereket sudah berusia ratusan tahun sebelum nenek kakek mereka lahir. Orang tua mereka pun tidak mengatahui siapa yang menanam jati. Karenanya keberadaan pohon jati dianggap menyimpan misteri sekaligus bernilai historis bagi warga Kertajati.

Disebut jati pereket kabarnya karena tidak ada seorang pun yang boleh merusaknya, termasuk mengambil rantingnya yang jatuh. Ada mitos bagi yang mengambilnya dikahwatirkan terjadi sesuatu akan menimpanya. Makanya tidak diperbolehkan menganggu, dan pohon jati tersebut tetap berdiri utuh tidak pernah berubah walaupun sudah mengering.

Baca Juga: Viking Persib Club Bentuk Satgas, Agar Bobotoh tak Berkerumun di Stadion

Yaya bahkan berharap, pemerintah tidak merobohkan pohon jati tersebut, kalau akan melakukan pelebaran jalan sebaiknya tidak menganggu pohon jati namun lebih baik menggeser jalan, seperti dilaporkan kontributor ZonaPriangan.com Rahmat Iskandar dari Majalengka.

Madroni sebagai aparat desa berharap ketika pelebaran jalan dilakukan, pihak pelaksana di lapangan terlebih dulu membicarakannya dengan aparat desa dan tokoh masyarakat setempat.

“Kami Pemerintah Desa mendukung upaya pelebaran jalan, namun soal penebangan jati pereket tentu harus dibicarakan terlebih dulu dengan sesepuh masyarakat, tidak bisa diputuskan oleh aparat desa. Karena itu menyangkut kepercayaan dan pohon jati selama ini menjadi ikonnya Desa Kertajati. Bahkan masyarakat ada yang mempercayai itu sebagai tanda batas desa yang ditanam nenek moyang. Untuk itu tidak bisa begitu saja ditebang tanpa musyawarah terlebih dulu,” kata Sekretaris Desa Madroni.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x