Ini Bukan Toilet Biasa, Dirancang NASA Sesuai Anatomi Wanita Saat di Luar Angkasa Menelan Biaya Rp328 Miliar

8 Juni 2021, 11:25 WIB
Astronot Mark Vande Hei (kiri) dan Shane Kimbrough memasang toilet luar angkasa baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada 24 Mei. /Photo: UPI / courtesy of NASA

ZONA PRIANGAN - Menggunakan kamar mandi di Stasiun Luar Angkasa Internasional akan menjadi lebih mudah dan bersih dengan sistem toilet baru yang menghabiskan biaya pengembangan sebesar $23 juta atau Rp328,15 Miliar yang dikeluarkan NASA.

Para astronot sedang menghubungkan dan memeriksa toilet, yang sebenarnya merupakan peningkatan teknologi tinggi pada sistem daur ulang air di stasiun ruang angkasa.

Anggaran jutaan dolar untuk proyek tersebut mencakup unit lain yang dipasang di dalam kapsul ruang angkasa Orion untuk misi luar angkasa yang lebih lama.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' 8 Juni 2021: Andin Tekuk Adik Tirinya, Foto Selfie Ricky Mendorong Nino Ceraikan Elsa

"Proyek ini hampir selesai setelah enam tahun bekerja dan merupakan toilet pertama yang dikembangkan AS sejak program pesawat ulang-alik," kata Melissa McKinley, manajer proyek NASA untuk sistem baru, dalam email seperti dilaporkan laman UPI.com, 7 Juni 2021.

"Ini mengikuti pelajaran dari hari-hari awal eksplorasi ruang angkasa dan bertujuan untuk meningkatkan pengalaman bagi kru wanita.

"Corong urin dan kursi toilet dikonfigurasi bersama dengan struktur toilet agar lebih sesuai dengan anatomi wanita," katanya.

Baca Juga: Baterai Hasil Rancangan para Insinyur di Penn State untuk Menggerakkan Mobil Terbang

Sistem ruang angkasa lama, termasuk pakaian antariksa dan toilet, dirancang untuk pria pada masa-masa awal perjalanan ruang angkasa. Itu berarti toilet yang ada memiliki satu tempat untuk buang air besar dan satu lagi untuk buang air kecil. Itu membuat hidup lebih sulit bagi astronot wanita, kata McKinley.

NASA menganggap teknologi baru, atau Universal Waste Management System, sebagai demonstrasi yang akan menyediakan data untuk memajukan daur ulang sampah di luar angkasa.

Ruang tanpa bobot selalu membutuhkan penggunaan kipas untuk menarik udara ke toilet luar angkasa, yang memindahkan kotoran manusia dengan aman dan bersih ke tempat penyimpanan. Tapi toilet seperti itu sulit dirawat dan dibersihkan di luar angkasa, kata NASA.

Baca Juga: Pengadilan Kasus Penembakan MH17 di Belanda Mengarah ke Fase Pembuktian

Toilet baru lebih kecil, lebih ringan, dan dirancang untuk mendaur ulang urin, yang telah menjadi rutinitas di stasiun luar angkasa sejak 2009.

Tetapi merawat urin membutuhkan asam kuat, sehingga toilet sebagian terbuat dari bahan tahan korosi, seperti titanium, "paduan super" yang dikenal sebagai elgiloy, Teflon dan aluminium, kata McKinley.

Jok dan corongnya juga menggunakan desain yang lebih halus sehingga lebih mudah dibersihkan, ujarnya.

Baca Juga: Nama Christina Ricci Tercantum dan Resmi Bergabung dengan Pemeran Lain di Sekuel Sci-Fi 'The Matrix 4'

Selain desain yang ditingkatkan, toilet baru menyediakan ruang kamar mandi ketiga untuk sisi AS dari stasiun ruang angkasa.

"Dengan peningkatan penerbangan Kru Komersial dan selanjutnya peningkatan ukuran kru di ISS, ketersediaan kamar mandi ketiga berarti kru tidak perlu menunggu untuk menggunakan fasilitas tersebut," kata McKinley.

Kamar mandi di stasiun luar angkasa "sangat membutuhkan peningkatan," kata Pablo de León, seorang profesor studi ruang angkasa di University of North Dakota yang telah mengerjakan desain pakaian antariksa.

Baca Juga: Honda Ingatkan Konsumen tentang Program Recall untuk Fuel Pump dan Inflator Airbag

"Saat kita menjauh dari Bumi, dalam misi jangka panjang, pengiriman bagian dari Bumi semakin sulit, jadi sangat penting bahwa toilet luar angkasa dapat diandalkan untuk jangka waktu yang lama, tanpa astronot harus memperbaikinya secara rutin, " kata de Leon.

Sementara stasiun luar angkasa mengambil kembali sekitar 90% air yang digunakan, sistem toilet baru akan segera memungkinkan daur ulang 98% dengan menghilangkan air dari kotoran, katanya, meskipun NASA saat ini tidak bereksperimen dengan itu.

Pemasangan toilet baru membutuhkan sesi kerja yang panjang untuk menyalakan dan mengujinya. Para astronot berencana untuk segera mengaktifkannya, tetapi belum ada tanggal yang ditetapkan, kata NASA.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com

Tags

Terkini

Terpopuler