Matahari Buatan China 5 Kali Lebih Kuat dari Matahari Asli, Tes 20 Menit Capai Suhu 70 Juta Derajat Celcius

5 Januari 2022, 19:11 WIB
China berhasil menguji 'matahari buatan' untuk memanfaatkan energi bersih pada tahun 2040. /Xinhua/

ZONA PRIANGAN - China sedang bereksperimen dengan "matahari buatan", yang dijuluki Experiential Advanced Superconducting Tokamak (EAST).

Proyek teknologi itu untuk membuka jalan bagi energi bersih di masa depan.

Pengaturan perangkat adalah reaktor fusi yang berjalan dengan sukses selama hampir 20 menit pada suhu 70 juta derajat Celcius yang menakjubkan dalam tes baru-baru ini.

Baca Juga: China Mulai Mengoperasikan Matahari Buatan, Uji Coba Dilakukan di Institut Ilmu Fisika Hefei

Mesin berusaha untuk memanfaatkan kekuatan fusi nuklir, cara yang kurang dieksplorasi memanfaatkan energi nuklir.

Pengaturannya meniru reaksi nuklir yang terjadi di dalam matahari, di mana gas hidrogen dan deuterium digunakan sebagai bahan bakar.

Eksperimen ini dapat membawa para ilmuwan lebih dekat ke “energi bersih tanpa batas".

Baca Juga: Ini 25 Orang India yang Sukses Memimpin Perusahaan Ternama, Mulai dari Google, Twitter hingga Microsoft

Reaktor sedang diuji agar sistem pemanas tambahannya menjadi lebih "panas" dan "tahan lama".

EAST, dirancang dan dibangun oleh China, telah digunakan untuk eksperimen fusi nuklir sejak 2006. Namun, baru-baru ini para peneliti menemukan tonggak penting.

Sebuah laporan oleh South China Morning Post menyatakan bahwa "matahari buatan" beroperasi pada suhu 70 juta derajat Celcius selama 1.056 detik atau 17 menit dan 36 detik dalam percobaan terbaru.

Baca Juga: Ritual Sadis Suku Inca, Korbankan Anak Perawan untuk Dijadikan Mumi di Pegunungan Andes

Itu hampir lima kali lebih panas dari matahari asli, yang mencapai suhu 15 juta derajat Celcius pada intinya.

Reaktor mencapai suhu yang tinggi dengan mendidihkan isotop hidrogen (hidrogen dan deuterium) menjadi plasma.

Fusi unsur-unsur ini melepaskan sejumlah besar energi, yang berbentuk panas.

Baca Juga: Kutukan Firaun Mendekati Kenyataan, Lagi Terjadi Musibah Kereta Api Beberapa Orang Tewas

Para ilmuwan sekarang menghadapi tantangan untuk mempertahankan suhu di atas 100 juta derajat Celcius dan mengoperasikan pengaturan secara stabil dalam jangka waktu yang lama.

Eksperimen terbaru berlangsung di Institut Ilmu Fisika Hefei di provinsi timur Anhui, China.

Gong Xianzu, yang bertanggung jawab atas eksperimen EAST ini mengatakan bahwa operasi baru-baru ini memiliki tujuan untuk meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat untuk menjalankan reaktor fusi.

Baca Juga: Serangan Menakutkan 50 Juta Kepiting Menguasai Pulau Christmas, Penduduk Tidak Berani Keluar Rumah

Sebuah laporan dari New York Post menyatakan bahwa lebih dari 10.000 peneliti ilmiah China dan asing menjadi bagian dari proyek senilai $948 juta atau sekitar Rp13,6 triliun ini.

Eksperimen dimulai pada awal Desember dan diperkirakan akan berlangsung hingga Juni mendatang.

Menurut Direktur Institut Fisika Plasma Song Yuntao, lima tahun mendatang mereka akan mulai membangun reaktor fusi membutuhkan 10 tahun konstruksi dan mereka dapat membangun pembangkit listrik dan mulai menghasilkan listrik pada tahun 2040.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler