Peneliti Mengungkap Bahaya Metaverse bagi Anak-anak, Ada Ruangan Konten Dewasa dan Pemerkosaan

24 Februari 2022, 21:33 WIB
Metaverse berbahaya bagi anak.* /Pixabay /Tumisu

ZONA PRIANGAN – Impian Web 3.0 muncul dengan berbagai metaverse yang menopang dalam lansekap digital.

Kini, sebuah penyelidikan baru mengenai ancaman metaverse menemukan bagaimana anak-anak mungkin terpapar pada ancaman konten eksplisit seksual, rasisme, rayuan, dan perkosaan dalam virtual reality atau realitas maya.

Beberapa peneliti yang berperan sebagai gadis berusia 13 tahun, mengungkap adanya ‘kombinasi risiko buruk’ untuk anak-anak yang mungkin memasuki metaverse.

Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan

Menggunakan sebuah aplikasi metaverse dengan usia minimal 13 tahun, para peneliti mampu mengunjungi ruang-ruang digital di mana simulasi seksual dilakukan.

Seperti dilansir Indiatimes, dalam dunia metaverse anak-anak akan diekspos pada berbagai mainan seks, kondom dan bahkan didekati oleh beberapa pria dewasa.

Sebagai conton VRChat, aplikasi yang merupakan platform realitas maya digital di mana para pengguna bisa menjelajah dengan avatar 3D.

Baca Juga: Kota Bangkok Berganti Nama Menjadi Krung Thep Maha Nakhon, Menyulitkan Pelajar Indonesia Menjawab Soal

Para peneliti tidak hanya bisa membuat profil palsu untuk membuat akun, tetapi identitasnya juga tidak bisa diverifikasi, dengan demikian tidak ada langkah-langkah pengamanan untuk melindungi anak-anak.

Menurut peneliti, anak-anak bercampur secara bebas dengan orang dewasa di VRChat.

Walaupun aplikasi ini tidak dibuat oleh Meta/Facebook, namun mungkin saja menggunakan headset Meta Quest dengan tidak memeriksa tingkatan usia.

Baca Juga: Bunuh Diri Mengerikan, Ditonton Ribuan Turis Seorang Wanita Terjun dari Kapal Pesiar Carnival ke Teluk Meksiko

Metaverse atau metasemesta merupakan lingkungan yang secara digital tercelup.

Anak-anak diekspos pada seks yang hakikatnya beraksi dengan pergerakan seksual pada platform VR-nya.

Para peneliti menyoroti bagaimana pengguna (anak-anak) bergerak memasuki berbagai ruangan yang meniru distrik lampu merah.

Baca Juga: Tentara Rusia yang Masuk Donetsk Menggoda Wanita Ukraina di Kharkiv, Dasha: Enggan Tidur dengan Musuh

Berbagai karakter terlibat dalam aksi seks dalam “kelompok besar” dengan berbagai opsi “diam dan menonton”, “bergerak ke ruangan lain,” atau “ikut bergabung.”***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: India Times

Tags

Terkini

Terpopuler