ZONA PRIANGAN - Drone yang diterbangkan tentara Ukraina sering membuat repot pasukan Vladimir Putin. Dari serangan drone pula, tentara Ukraina membuat kerugian yang besar bagi Rusia.
Tidak mau terus menerus menanggung kerugian, Kremlin menciptakan senjata pembunuh drone bernama Stupor.
Ada sepuluh Stupor yang dikirim Moskow ke perang Donbass. Operasi Stupor menggunakan gelombang elektromagnetik yang mengganggu perjalanan drone.
Baca Juga: Drone Leleka Milik Ukraina Masuk Wilayah Rusia, Temukan Rahasia Vladimir Putin yang Mengerikan
Setelah diserang oleh Stupor, drone musuh bisa kehilangan kontak dengan operatornya. Otomatis operasi drone menjadi gagal.
Kantor berita TASS melaporkan, Stupor adalah proyektor elektromagnetik yang bertujuan untuk mengganggu komunikasi drone dengan operatornya.
Artinya Stupor mengganggu misi drone yang ditargetkan dengan membuatnya tidak dapat menerima perintah atau mengirim kembali data intelijen. Drone mungkin saja jatuh ke tanah atau dibajak setelahnya.
Sebuah pusat penelitian robotika dari Kementerian Pertahanan Rusia mempresentasikan perangkat tersebut selama pameran senjata pada tahun 2017.
Dikatakan perangkat yang tampak futuristik itu efektif pada jarak hingga 2 km, selama target tidak terhalang.
TASS mengatakan tidak dapat mengetahui di mana tepatnya perangkat diuji, dengan sumber hanya menyatakan itu di bagian barat Republik Rakyat Donetsk.
RT Russian berbicara dengan perancang senjata elektromagnetik, Dmitry Klochko, yang mengatakan bahwa perusahaannya mengirimkan total 10 senjata anti-drone ke milisi Donbass.
Dia mengatakan beberapa dari mereka adalah hadiah sementara yang lain disponsori oleh donor swasta.
Dmitry Klochko mengungkapkan, dia sebelumnya telah menerima permintaan Stupor dari militer Rusia.
Baca Juga: Tentara Ukraina Bunuh Komandan Tank Rusia Berpangkat Letnan Kolonel dalam Pertempuran di Donbass
Tentara Rusia yang dikerahkan di Suriah dilaporkan menggunakannya untuk mematikan pesawat tak berawak primitif yang digunakan oleh militan Suriah.
Pada bulan Mei, Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengklaim bahwa senjata laser anti-drone telah diuji coba di Ukraina.
Dia mengatakan itu dijuluki Zadira, atau 'Pembuat Masalah' dalam bahasa Rusia, tetapi hanya memberikan sedikit detail tentangnya.***