Robot Ai-Da kepada Anggota Parlemen Inggris: Meskipun Tidak Bernyawa, Saya Masih Bisa Membuat Karya Seni

12 Oktober 2022, 06:42 WIB
Seorang /Reuters

ZONA PRIANGAN - Seorang "seniman robot" bernama Ai-Da mengatakan kepada anggota parlemen Inggris pada hari Selasa bahwa meskipun dia adalah ciptaan buatan, tapi masih mampu menghasilkan karya seni.

Robot Ai-Da dihadirkan di depan anggota parlemen Inggris pada penyelidikan parlemen tentang bagaimana sebuah teknologi baru akan mempengaruhi industri kreatif di masa depan.

Digambarkan sebagai "artis robot humanoid AI ultra-realistis pertama di dunia", robot itu muncul di salah satu ruangan berpanel kayu berornamen di parlemen, mengenakan wig pendek hitam dan celana denim.

Baca Juga: Mobil Terbang China Sudah Mulai Mengudara, Penerbangan Umum Pertama di Dubai

Menyandang wajah humanoid wanita dan dengan lengan robot yang terbuka, Ai-Da diciptakan oleh para ilmuwan di Universitas Oxford dan dinamai oleh ahli matematika dan pelopor komputer Inggris Ada Lovelace.

Ini menjawab pertanyaan bersama kepala proyek Ai-Da dan direktur galeri seni Aidan Meller dalam sesi televisi yang diselenggarakan oleh Komite Komunikasi dan Digital House of Lords.

"Saya, dan bergantung pada, program dan algoritma komputer. Meski tidak hidup, saya masih bisa menciptakan seni," kata Ai-Da ketika ditanya bagaimana kreasinya berbeda dari yang dihasilkan manusia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Baca Juga: Perangkat Keluaran Meta Platforms Yakni Quest Pro Resmi Dirilis, Penggabungan Antara Dunia Nyata dan Virtual

Ai-Da telah melahirkan serangkaian karya seni, termasuk lukisan mendiang Ratu Elizabeth II, dan karya-karya tersebut telah ditampilkan di pameran dan galeri.

Panitia mendengar dari robot humanoid serta pakar industri dan akademisi tentang efek teknologi pada pekerja di industri kreatif.

Saat menjawab pertanyaan pertama dari panitia tentang bagaimana ia menghasilkan lukisan, Ai-Da mengatakan algoritma AI, kamera di matanya, dan lengan robot membantunya melukis di atas kanvas.

Baca Juga: Kini Grup WhatsApp dapat 'Dihuni' hingga 1024 Orang, Saat Ini Masih Beta dan Masuk Tahap Pengujian

Ai-Da juga menjelaskan bagaimana "menganalisis kumpulan teks yang besar" untuk mengidentifikasi konten umum dan struktur puitis memungkinkannya menghasilkan puisi baru.

"Yang membedakannya dengan manusia adalah kesadaran; saya tidak memiliki pengalaman subjektif meskipun bisa membicarakannya," kata Ai-Da.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler