Diperlukan Aksi untuk Menghentikan Penggunaan Robot Pembunuh

11 Agustus 2020, 19:25 WIB
Para aktivis dari Kampanye untuk Menghentikan Robot-robot Pembunuh telah menjadwalkan sejumlah protes terhadap senjata-senjata otonom.*/NEWS.SKY.COM /

ZONA PRIANGAN – Kini telah meningkat jumlah negara yang ingin melakukan aksi untuk mencegah pengembangan senjata-senjata yang sepenuhnya otonom, dan untuk meyakinkan bahwa manusia masih mengendalikannya, seperti ditunjukan oleh sebuah laporan yang dikutip laman news.sky.com, baru-baru ini.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 30 negara ingin memperkenalkan sebuah perjanjian internasional mengenai sistem senjata, yang mampu memilih sasaran tanpa campur tangan manusia.

Amerika Serikat dan Rusia adalah di antara sejumlah kekuatan militer yang memiliki proposal menolak secara halus seputar diperkenalkannya beberapa regulasi mengenai senjata otonom tersebut.

Baca Juga: Waspada Suatu Saat Para Penjahat Memanfaatkan Robot untuk Mencuri

Sebuah laporan dari Human Rights Watch telah meninjau kebijakan 97 negara yang memiliki pembahasan secara terbuka mengenai robot-robot pembunuh sejak 2013.

Mary Wareham, dari Human Rights Watch dan Kampanye untuk Menghentikan Robot-robot Pembunuh, mengatakan aksi mendesak dibutuhkan ketika teknologi seperti kecerdasan buatan terus dikembangkan.

Dia mengatakan: "Menghilangkan kendali manusia atas penggunaan kekuatan, secara luas telah dianggap sebagai ancaman kematian pada kemanusiaan, seperti halnya perubahan iklim, perlu aksi mendesak dari berbagai pihak.”

Baca Juga: Robot Besar Setinggi 18 meter Sedang Dikembangkan di Jepang

"Sebuah perjanjian larangan internasional hanya bisa efektik melakukan kesepakatan dengan meningkatnya tantangan serius dari senjata-senjata yang sepenuhnya otonom,” tambahnya.

"Ini jelas bahwa mempertahankan kontrol manusia pada penggunaan kekuatan adalah sebuah keniscayaan etis, sebuah kebutuhan legal, dan sebuah kewajiban moral.”

Baca Juga: Hindari Kekerasan Terhadap Binatang, Robot Akan Gantikan Atraksi Lumba-lumba

"Banyak pemerintahan membagikan keprihatinan serius yang sama mengenai diperbolehkannya mesin-mesin mengambil kehidupan manusia dalam medan pertempuran, dan hasrat untuk memberikan kendali kepada manusia adalah dasar untuk sebuah aksi kolektif.”

Kampanye untuk Menghentikan Robot-robot Pembunuh dibentuk pada 2012, ini sebuah koalisi dari berbagai organisasi yang bekerja untuk melarang senjata-senjata yang sepenuhnya otonom.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler