Qualcomm Peringatkan Pasokan Semikonduktor Global Terancam Kekurangan, Efek Permintaan yang Meningkat Tajam

- 7 Maret 2021, 07:36 WIB
Qualcomm memperingatkan pasokan semikonduktor global terancam kekurangan, efek dari permintaan yang meningkat tajam.
Qualcomm memperingatkan pasokan semikonduktor global terancam kekurangan, efek dari permintaan yang meningkat tajam. /NDTV.COM/

ZONA PRIANGAN - Qualcomm, pembuat chip ponsel pintar terbesar di dunia, memperingatkan bahwa pihaknya sedang berjuang untuk memenuhi permintaan, menandakan bahwa pasokan semikonduktor global terancam kekurangan.

“Kekurangan dalam industri semikonduktor ada di mana-mana,” kata Chief Executive Officer Cristiano Amon, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

Seperti kebanyakan pembuat chip, Qualcomm mengalihkan produksi ke perusahaan seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. dan Samsung Electronics.

Baca Juga: Dicap Sebagai Pelakor, Mayangsari: Kalau Sekarang Dianggap Begini, Ya Sudah Itu Konsekuensi

Para pemasok ini mencoba dan sejauh ini gagal untuk menyesuaikan diri dengan permintaan yang meningkat tajam.

Sektor otomotif salah satu yang mengeluhkan kondisi ini, tetapi komentar Qualcomm menunjukkan masalahnya jauh lebih luas.

Ketika pandemi Covid-19 pertama kali menyerang pada awal 2020, pesanan chip awalnya sepi orderan.

Baca Juga: Elon Musk Saat Usia 17 Tahun Tes Bakat Komputernya Harus Diulang, Karena Skor Terlalu Tinggi

Tetapi sejak diberlakukannya pekerjaan dari rumah dan belajar jarak jauh telah mendorong permintaan akan komputer.

Sementara pembelian mobil mengalami lonjakan karena orang-orang menghindari untuk menggunakan transportasi umum.

Itu, pada gilirannya, telah menyebabkan pembuat mobil dan elektronik menaikkan kembali pembelian chip mereka.

Baca Juga: Suzuki Jadi Tim Terakhir Luncurkan Livery MotoGP untuk Musim 2021, Monster Energy Jadi Sponsor Baru

Amon mengatakan, pesanan chip yang menjalankan komputer, mobil dan perangkat lainnya yang terhubung ke Internet membanjiri industri.

"Sebagian besar produksi chip hanya bergantung pada beberapa pabrik di Asia. Pasokan harus meningkat pada paruh kedua 2021," tambahnya.

Saham Qualcomm turun sekitar 6 persen dalam perdagangan yang diperpanjang. Saham ditutup pada 162,30 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,2 juta pada Rabu, 3 Februari 2021 di New York, naik 6,5 persen pada 2021.

Baca Juga: Seorang Guru Tega Mengajak Muridnya Berhubungan Intim, Kini Diganjar 6 Tahun Penjara

Perusahaan juga melaporkan hasil kuartalan pada Rabu dan memberikan perkiraan optimis.

Namun, itu tidak memuaskan beberapa analis dan investor yang menjadi lebih bullish di Qualcomm baru-baru ini. CEO yang akan keluar, Steve Mollenkopf, mengatakan kinerja Qualcomm dibatasi oleh kendala pasokan.

Apple, pelanggan utama Qualcomm, mengatakan pada pekan lalu bahwa penjualan model iPhone 12 kelas atas dibatasi oleh ketersediaan beberapa komponen.

Baca Juga: Penjualan Smartphone Global Tumbuh 11 Persen di 2021, Dipimpin Oleh Handset 5G Harga Terjangkau

Sebelumnya pada Rabu, General Motors memperingatkan bahwa kekurangan semikonduktor global akan mengurangi produksi tahun ini karena pembuat mobil merencanakan waktu henti di tiga pabrik.

Qualcomm adalah pembuat chip terbesar yang menghubungkan smartphone ke jaringan nirkabel dan juga memasok prosesor yang memberi perangkat kemampuan seperti komputer mereka.

Dengan pelanggan termasuk Apple dan Samsung, proyeksi perusahaan adalah indikator kesehatan pasar ponsel yang diawasi ketat.

Baca Juga: Polres Majalengka Tangkap Tiga Pengedar Sabu dan Obat-obatan Terlarang, Mereka Diancam 10-20 Tahun Penjara

Pada kuartal fiskal pertama, Qualcomm mengatakan pendapatan adalah 8,24 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp115,7 triliun, naik 62 persen dari tahun sebelumnya.

Analis, rata-rata, memproyeksikan 8,25 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp115,9 triliun. Pendapatan bersih adalah 2,12 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp29.790 per saham.

Tidak termasuk item tertentu, keuntungan adalah 2,17 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp30.492 per saham, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata Wall Street sebesar 2,09 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp29.379.

Baca Juga: Selalu Dianggap Sial dan Misteri, Angka 13 Justru Bisa Mengantarkan ke Surga

Bulan lalu, Qualcomm mengatakan Amon akan menggantikan Mollenkopf, yang akan pensiun pada Juni.***

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: NDTV.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x