Ilmuwan Sebut Kawasan Ledakan Reaktor Nuklir Chernobyl 20.000 Tahun Tidak Bisa Dihuni

- 26 April 2021, 22:07 WIB
Ledakan reaktor nuklir Chernobyl menghancurkan bangunan di sekitarnya.*
Ledakan reaktor nuklir Chernobyl menghancurkan bangunan di sekitarnya.* /Pixabay /Chris Spencer-Payne

ZONA PRIANGAN - Meledaknya reaktor nuklir Chernobyl di wilayah Uni Soviet (sekaran Ukraina) meninggalkan kenangan buruk.

PBB mencatat 50 oran tewas saat reaktor nuklir Chernobyl meledak, namun diperkirakan ada 4.000 kematian akibat dampak lanjutannya.

Reaktor nuklir Chernobyl meledak pada tahun 1986 karena karena desain reaktor yang cacat.

Baca Juga: Bhutan Negara Unik, Melarang Warganya Miskin dan Pernah Menolak Kehadiran Internet

Ribuan orang kemudian dievakuasi untuk menghindari radiasi mematikan dari reaktor nuklir Chernobyl.

Para ilmuwan yakin zona di sekitar bekas pabrik tidak akan bisa dihuni hingga 20.000 tahun.

Namun, diam-diam ada saja warga yang kembali ke zona berbahaya mempertaruhkan nyawa mereka hidup di kampung halamannya.

Baca Juga: Unik, Republik Molossia, Jumlah Penduduknya Cuma 7 Orang, Punya Bendera dan Lagu Kebangsaan

Ratusan warga mengabaikan peringatan keselamatan dan kembali ke desa karena bencana dianggap sudah selesai.

Dikutip dari Daily Star, ada 162 desa yang menurut para ilmuwan masuk zona berbahaya karena kandungan radiasi.

Seorang warga Ivan Shamyanok mengungkapkan pengalamannya di desa Tulgovich, Belarusia.

Baca Juga: Malaysia Selalu Menyaingi Indonesia, Kecuali di Bulutangkis Mereka Berada di Belakang Indonesia

Meskipun dekat dengan reaktor, dia dan istrinya mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasakan efek apa pun dari radiasi tersebut.

Shamyanok, saat itu berusia 90 tahun, mengatakan kepada Reuters pada tahun 2016: "Adik saya tinggal di sini bersama suaminya."

“Mereka memutuskan untuk pergi dan tidak lama kemudian mereka meninggal. Mereka meninggal bukan karena radiasi melainkan dihinggapi kecemasan," tutur Shamyanok.

Baca Juga: Joe Biden Tercatat Sebagai Presiden Usia Tertua, Jose Mujica Merupakan Presiden Termiskin

Menurut Shamyanok, dirinya tetap sehat karena tidak pernah cemas. Melakukan kehidupan seperti biasa, bertani sambil bernyanyi.

Setelah bencana, dia dan keluarganya terus makan sayur dan buah yang ditanam di kebun mereka.

Mereka memelihara sapi, babi dan ayam untuk diambil dagingnya, susu dan telurnya.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan Kereta Api yang Ekstrim, Banyak Penumpang yang Berdebar saat Melintasi Jembatan Cikubang

Kisah lain datang dari Ivan Semenyuk pindah kembali ke Parishev, hanya delapan mil dari pembangkit listrik, dua tahun setelah bencana.

Desa tersebut pernah memiliki populasi 600 orang, tetapi telah berkurang menjadi tiga orang pada tahun 2018.

Ivan memberi tahu Adventure pada tahun 2018: “Saya selalu menemukan sesuatu untuk dilakukan - memasak makanan untuk ayam, memotong kayu bakar."

Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya

“Masih merupakan pilihan yang tepat untuk kembali. Saya tidak suka kebisingan di Kyiv," begitu alasan Ivan kembali ke kampung halaman.

“Jika saya butuh ikan, saya pergi memancing, jika saya butuh jamur, saya pergi ke kebun,” ungkap Ivan.

Yang lainnya terpaksa kembali ke daerah tersebut akibat konflik di timur Ukraina yang terjadi pada tahun 2014.

Baca Juga: Enam Tahun Pacaran dengan Anaknya, Karyawati Ini Selingkuh dan Menikah dengan Bapaknya

Maryna Kovalenko melarikan diri bersama kedua putrinya dari Kyiv ke desa Steshchyna, 18 mil dari zona eksklusi.

Keluarga tersebut mengatakan kepada BBC pada 2018 bahwa mereka menanam makanan mereka sendiri dan memelihara ternak untuk bertahan hidup.

Setidaknya 10 keluarga lainnya melakukan perjalanan yang sama dari wilayah Donbass Ukraina ke desa-desa yang ditinggalkan.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x