Inilah Gambaran Bentuk Atom yang Fotonya Diperbesar 100 Juta Kali

- 29 Mei 2021, 13:05 WIB
Rekonstruksi ptykografi elektron dari kristal praseodymium orthoscandate (PrScO3) yang diperbesar 100 juta kali.*/Universitas Cornell/
Rekonstruksi ptykografi elektron dari kristal praseodymium orthoscandate (PrScO3) yang diperbesar 100 juta kali.*/Universitas Cornell/ /

ZONA PRIANGAN – Para peneliti di Universitas Cornell, Amerika Serikat telah memecahkan rekor baru menangkap gambar resolusi tertinggi dari bentuk atom secara individu, menciptakan sebuah foto yang diperbesar 100 juta kali.

Foto tersebut adalah rekonstruksi ptychorgraphic elektron dari kristral praseodymium orthoscandate (PrScO3) yang telah diperbesar sebanyak 100 juta kali.

Mengutip Scitechdaily.com, metode yang digunakan tim peneliti untuk menangkap gambar ini disebut ptychography di mana sebuah sinar secara berulang-ulang ditembakkan pada sebuah objek, dari posisi dan sudut yang berbeda di setiap saatnya.

Baca Juga: Helikopter Ingenuity Milik NASA Mendarat dengan Aman di Mars

Dengan membandingkan pola-pola berbeda yang dibentuk oleh sebaran sinar tersebut, sebuah algoritma mampu merekonstruksi objek target tersebut dengan presisi yang sangat tinggi.

Terobosan dalam foto yang telah diabadikan telah memecahkan rekornya pada 2018 di mana tim peneliti menggunakan detektor baru untuk meningkatkan resolusi mikroskop elektronnya sebesar tiga kali lipat.

Sayangnya penggunaan terbatas pada sampel yang sangat tipis dimana hanya ada beberapa ketebalan atom saja.

Baca Juga: Akibat Kelelawar Ditemukan di Dalam Kabin Pesawat, Pilot Air India Memutuskan Kembali Ke Delhi

Sementara detektor rangkaian piksel baru ini, dimuati dengan banyak algoritma konstruksi 3D yang lebih maju mampu meningkatkan dengan faktor dua. Dengan hasil ini sebuah citra memiliki presisi pada level satu picometer, atau sepertriliun meter.

David Muller dari Universitas Cornell, New York, A.S. ini menjelaskan, “Dengan melihat bagaimana pola berubah, kita mampu menghitung bentuk sebuah objek yang menyebabkan pola tersebut.

Dengan algoritma baru ini, kita kini mampu mengoreksi seluruh daerah kabur dari mikroskop kita sampai pada suatu titik bahwa faktor terbesar daerah kabur tersebut faktanya adalah atom-atom selalu bergoyang.”

Baca Juga: Perintah Terbaru Kim Jong-un, Warga Harus Perang Lawan Merpati dan Kucing

Para peneliti menyimpulkan bahwa sepertinya proses ini sebuah revolusi, namun memakan waktu yang lama dan permintaan komputasi.

Namun Mueller berharap dengan kemajuan dalam komputer dan teknologi detektor kita bisa mengimplementasikan lebih sering di masa depan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Scitech Daily


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah