Cumi-cumi Hawaii Dikirim ke Luar Angkasa untuk Membantu Menjaga Kesehatan Para Astronaut

- 24 Juni 2021, 14:15 WIB
Ilustrasi Cumi-cumi bawah air.
Ilustrasi Cumi-cumi bawah air. /Pixabay/sailormn34

ZONA PRIANGAN - Puluhan bayi cumi-cumi dari Hawai, Amerika Serikat, berada di luar angkasa untuk dipelajari.

Bayi cumi-cumi bobtail Hawai dibesarkan di University of Hawaii’s Kewalo Marine Laboratory dan dikirim ke luar angkasa awal bulan ini dalam misi pasokan SpaceX ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Laboratorium Kewalo Marine membiakkan cumi-cumi untuk proyek penelitian di seluruh dunia.

Baca Juga: Lebih dari Mimpi Buruk, Usus Wanita Terjepit ketika Melakukan Operasi Penurunan Berat Badan yang Gagal

Hewan-hewan kecil itu berlimpah di perairan Hawaii dan panjangnya sekitar 7,6 cm seperti orang dewasa. Cumi-cumi akan kembali ke Bumi pada Juli.

Profesor University of Hawaii Margaret McFall-Ngai, menyatakan cumi-cumi memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri alami yang membantu mengatur bioluminesensi.

Ketika astronaut berada dalam gravitasi rendah, hubungan tubuh dengan mikroba berubah.

Baca Juga: Pemerintahan Biden Mengganti Paksa Rodney Scott sebagai Kepala Patroli PerbatasanBaca Juga: Pemerintahan Biden Mengganti Paksa Rodney Scott sebagai Kepala Patroli Perbatasan

Dikutip dari Sky News, Kamis 24 Juni 2021, Peneliti Jamie Foster, yang menyelesaikan gelar doktornya di University of Hawaii, sedang mempelajari cara penerbangan luar angkasa mempengaruhi cumi-cumi.

Proyek itu diharapkan dapat meningkatkan kesehatan manusia selama misi luar angkasa yang panjang.

"Ketika astronot menghabiskan lebih banyak waktu di luar angkasa, sistem kekebalan mereka menjadi apa yang disebut disregulasi. Itu tidak berfungsi dengan baik. Sistem kekebalan mereka tidak mengenali bakteri dengan mudah. Mereka terkadang sakit," kata Foster.

Baca Juga: Python Besar Menggigit Wajah Penjaga Kebun Binatang untuk Melindungi Kumpulan Telurnya

Foster mengatakan, memahami kondisi yang terjadi pada cumi-cumi di luar angkasa dapat membantu memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi astronot. Ada aspek sistem kekebalan yang tidak bekerja dengan baik di bawah penerbangan luar angkasa jangka panjang," katanya.

Menurut Foster, jika manusia ingin menghabiskan waktu di bulan atau Mars, maka harus menyelesaikan masalah kesehatan. Upaya itu perlu dilakukan agar para manusia nantinya bisa sampai dengan aman.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x