"Kami belajar banyak dari demo pertama (tahun 2019). Kami akan belajar banyak dari demo kedua," tambahnya.
Masalah katup pada tahun lalu membuat Boeing melakukan perbaikan sementara untuk misi pada minggu ini, pejabat perusahaan mengatakan pada hari Selasa, menambahkan bahwa perbaikan jangka panjang akan diterapkan setelah misi.
Masalah tersebut telah memicu konflik dengan salah satu pemasok utama Boeing untuk Starliner.
Starliner akan mencoba untuk berlabuh ke stasiun luar angkasa pada hari Jumat dan menghabiskan empat sampai lima hari melekat pada pos orbit sebelum kembali ke Bumi. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Starliner bisa menerbangkan awak astronot pertamanya di musim gugur, meskipun pejabat NASA memperingatkan bahwa itu bisa tertunda.
Butch dan astronot NASA Mike Fincke, dua dari 44 anggota korps astronot aktif NASA, telah ditugaskan untuk penerbangan uji awak berikutnya.
Baca Juga: Terungkap, Katerina Tikhonova - Putri Putin Terikat Hubungan Asmara dengan Zelensky
Namun pejabat NASA, yang enggan mengikat dua astronotnya ke penerbangan yang tanggal peluncurannya tidak pasti, mengatakan pada Rabu bahwa misi tersebut dapat membawa setidaknya dua dari empat astronot yang dilatih untuk menguji terbang Starliner.
Penundaan dan kemunduran teknis dengan Starliner telah menyebabkan Boeing harus merogoh kocek hingga $ 595 juta atau sekitar Rp8,7 triliun sejak kegagalan kapsul pada 2019.
Pesawat ruang angkasa itu dikembangkan dengan kontrak NASA dengan harga tetap senilai $4,5 miliar atau sekitar Rp66 triliun. Boeing menjadi pesaing dari SpaceX dalam hal tumpangan astronot ke stasiun luar angkasa bagi NASA.***