Cairan elektrolit atau pasta di dalam batere membantu memuati molekul (ion) untuk bergerak di antara dua ujung baterai untuk menyimpan energi.
“Elektrolit kitosan” ini kemudian dicampur dengan seng (Zn) untuk menjaga baterai aman dan juga murah.
Para pencipta batere tersebut mengatakan bahwa efisiensi energinya bisa mencapai 99,7% bahkan setelah 1.000 siklus baterai lebih dari 400 jam.
Kelebihan lainnya, baterai tersebut bisa diisi ulang dengan cepat tanpa membahayakan kinerjanya.
Lalu apa yang membuat baterai ini ramah lingkungan? Dua pertiga dari baterai ini (yang terbuat dari kitosan) bisa terurai dalam tanah hanya dalam waktu lima bulan.
Baca Juga: Pulau Christmas Dikuasai Kepiting Merah, Musim Kawin hingga Akhir November
Hal itu berkat penguraian mikroba. Hanya yang tersisa seng daur ulang sebagai hasil sampingnya.
Sebuah uraian mengenai riset ini telah dipublikasikan dalam jurnal Matter oleh pemimpin peneliti Liangbing Hu dari Universitas Maryland.***