Militer AS telah menggunakan pesawat tanpa awak di medan tempur sejak 2001, tetapi sejak berevolusi dengan yang lebih kecil, mesin akan lebih leluasa mengamati garis musuh secara diam-diam untuk menghancurkan atau mengacak teknologi musuh.
Dan AMASS buatan DARPA akan melepaskan ribuan drone dalam waktu bersamaan untuk melakukan beberapa tugas dengan sedikit atau tanpa intervensi manusia.
Baca Juga: Roket Ukraina Menghantam Gorlovka dan Golmovsky, Rusia Tembak Jatuh Drone yang Menyerang Sevastopol
Berbicara pada sebuah panel di Cornell tahun lalu, Letkol Paul Lushenko dari Angkatan Darat AS mengatakan: “Drone bisa menolong, bisa mengamati, dan bisa membunuh.”
“Dalam teorinya, AMASS bisa saja tidak mematikan, melakukan pengacakan atau serangan tanpa gerak dalam mendukung platform lain yang menghancurkan pertahanan,” kata Kallenborn seperti dilansir DailyMail.
Pengembangan proyek AMASS akan melibatkan eksperimen dengan kawanan drone secara nyata atau virtual, dan secara bertahap meningkatkan ukuran dan kompleksitasnya.
Menurut dokumen kontrak federal DARPA, “AMASS akan menciptakan kemampuan secara dinamis perintah dan kendali tanpa awak, kawanan otonom dengan berbagai jenis.”
Upaya mengerahkan kawanan drone pertama kali dilakukan Israel dalam konflik dengan Hamas pada 2021 di Gaza. Tetapi skalanya tidak sama dengan AMASS.
Kallenborn mengatakan: “Kawanan drone besar mudah melakukan kesalahan sehingga akan berubah mengerikan, sebuah senjata pemusnah massal terbaru.”***