Menggali Fenomena ChatGPT: Dari Lonjakan Popularitas Hingga Perubahan Tren

- 8 September 2023, 05:47 WIB
Logo OpenAI dan ChatGPT terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada tanggal 3 Februari 2023.
Logo OpenAI dan ChatGPT terlihat dalam ilustrasi yang diambil pada tanggal 3 Februari 2023. /REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi//File Photo

ChatGPT memicu penggunaan berlebihan dari kecerdasan buatan generatif dalam tugas-tugas sehari-hari, mulai dari pengeditan hingga pemrograman, dan mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan pada bulan Januari, dua bulan setelah peluncurannya.

Teknologi kecerdasan buatan generatif menggunakan data masa lalu untuk menciptakan konten baru, misalnya menulis esai atau puisi.

Baca Juga: Masa Depan Teknologi AI di Amerika Serikat Terancam! ChatGPT Dibahas untuk Tindakan Akuntabilitas

Sebelum peluncuran Threads dari Meta, ChatGPT adalah aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat yang pernah ada, dan sekarang merupakan salah satu dari 30 situs web teratas di dunia.

Beberapa pesaing ChatGPT, termasuk chatbot Bard milik Google, diluncurkan tahun ini. Mesin pencari Microsoft, Bing, juga menyediakan chatbot yang didukung oleh OpenAI secara gratis.

OpenAI juga merilis aplikasi ChatGPT di sistem iOS pada bulan Mei, yang dapat mengurangi beberapa lalu lintas dari situs webnya.

Baca Juga: OpenAI Siap Perluas Layanan di Jepang, ChatGPT Dinilai Potensial untuk Diadopsi Pemerintah

ChatGPT dapat digunakan secara gratis tetapi juga menyediakan langganan premium seharga $20 atau sekitar Rp306 ribu per bulan.

Selain ChatGPT, OpenAI menghasilkan uang dengan menjual akses ke model kecerdasan buatan mereka kepada pengembang.

Selain itu, perusahaan mendapatkan pemasukan secara langsung dan melalui kemitraan dengan Microsoft, yang telah menginvestasikan lebih dari $10 miliar atau sekitar Rp153 triliun ke dalam perusahaan tersebut.***

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah