Lambang Perdamaian Dunia Itu Dicuci dengan Air yang Berasal dari 9 Kabuyutan

10 September 2020, 06:27 WIB
PERINGATAN HUT ke-11 Gong Perdamaian dilaksanakan secara sederhana.*/AGUS BERRIE/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Masyarakat Kabupaten Ciamis tentunya harus bangga dengan adanya Gong Perdamaian Dunia yang berada di kawasan wisata Ciung Wanara, Desa Karangkamulyan, Kec. Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

Pasalnya gong besar ini di Jawa Barat sendiri, hanya Ciamis yang memiliki, bahkan se-Indonesia hanya ada 5 gong.

Tepat pada tanggal 9 September, di Ciamis biasa digelar tradisi peringatan berdirinya gong raksasa tersebut.

Baca Juga: Muncul Penyakit Misterius, Uji Coba Vaksin Covid-19 Terhadap Relawan Dihentikan

Meski dimasa Pandemi Covid-19, perhelatan perayaan tradisi HUT Gong Perdamaian Dunia tetap dilaksanakan.

Peringatan Gong Perdamaian itu dilakukan secara sederhana dan dibatasi, bahkan tidak banyak wisatawan yang hadir, Rabu, 9 September 2020.

Tahun-tahun sebelumnya, diundang dan datang dari berbagai pulau, para raja dari perwakilan forum silaturahmi keraton nusantara.

Baca Juga: Jerman Teraman dari Covid-19, Indonesia Peringkat 79, Filipina Paling Parah di Asia Tenggara

Prosesi tradisi perayaan tetap berjalan, diawali dengan kirab Kebhinekaan, sambil membawa lambang Garuda, 9 bendera Merah Putih, 9 umbul umbul merah dan 9 umbul umbul putih menuju lokasi gong.

Wartawan Kabar Priangan, Agus Berri melaporkan, ada juga pentas seni, gemyung, dogdog, kolotik dan angklung buncis.

Dilanjutkan dengan acara inti, yakni menabuh (membunyikan) Gong Perdamaian Dunia yang hanya setahun sekali, oleh Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra dan para tokoh kebudayaan.

Baca Juga: Apa-apaan Malaysia Melarang WNI Masuk, Bisa Bahaya Kalau Arab Saudi juga Ikut Melarang WNI Umrah

Lalu ngawasuh (mencuci) Gong menggunakan pohon hanjuang, air yang digunakan berasal dari 9 tempat kabuyutan.

Air berasal dari Situ Lengkong Panjalu, Cikawali Kawali, Jambansari, Galuh Salawe, Situs Karangkamulyan, Kertabumi, Pulau Majeti dan Kampung Adat Kuta.

Ketua Forum Gong Perdamaian Dunia Kabupaten Ciamis, Aip Syarifudin, mengatakan, pada perayaan yang ke-11 tahun ini tidak mengundang banyak orang karena di tengah situasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Warga Timor Leste Ingin Kembali ke Pelukan NKRI, Netizen +62: Waktu Berpisah Apa Gak Mikir?

"Di tengah Situasi Covid-19 perayaan tahun ini tidak mengundang saudara saudara kita, baik Sultan, Raja dan dari provinsi lain, tapi hanya dari PKUB Kabupaten Ciamis," ucapnya.

Aip menyebut memperingati sebuah peristiwa tentunya memiliki makna dan nilai filosofis.

Semangat perdamaian yang telah ditanamkan oleh sesepuh Galuh dan sunda zaman dulu di Ciamis harus tetap dijaga dan terpelihara.

Baca Juga: ANJAY, Jangan Termakan Pengalihan Isu Timor Leste, Kawal Terus 8-2

Keberadaan Gong Perdamaian Dunia ditempatkan di Ciamis ini bukan tanpa alasan. Karena sejak Kerajaan Galuh dikenal sangat menjunjung tinggi nilai perdamaian.

Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra mengungkapkan, Gong Perdamaian Dunia di Ciamis merupakan simbol persaudaraan.

Ia mengapresiasi perayaannya digelar setiap tahun. Namun jangan hanya seremonialnya saja, tapi maknanya harus di-implementasikan dalam kehidupan.

Baca Juga: Wuhan Dikenal dengan Virus Corona, Kini Banyak Orang yang Penasaran Ingin Terbang ke Sana

Tidak hanya simbolis perayaan tiap tahun diselenggarakan. Tapi filosofinya tetap membangun persaudaraan.

"Perbedaan itu takdir tapi persatuan, kebersamaan dan perdamaian sesuatu yang harus kita usahakan. Lebih mempererat lagi mengingatkan kita agar tetap bersaudara dan bersatu," jelasnya.***

 

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler