Kutukan Firaun Tutankhamun Memicu Kematian Gegara Penemuan Belati Terbuat dari Besi Meteorit

- 16 Februari 2022, 21:17 WIB
Belati milik Raja Tut yang terbuat dari meteorit.*
Belati milik Raja Tut yang terbuat dari meteorit.* /Universitas /Politeknik Milan

ZONA PRIANGAN - Tanggal 16 Februari merupakan hari yang penting bagi dunia arkeologi, di mana tahun 1923, ruangan makam Firaun Tutankhamun di Mesir berhasil dibuka.

Penemuan arkeologi yang dipimpin Howard Carter ini merupakan salah satu yang sangat terkenal, khususnya karena adanya mitos “Kutukan Tutankhamun” yang memicu kematian Lord Carnarvon, sang penyandang dana, orang pertama yang memasuki ruangan makam tersebut.

Seperti dilansir USAToday, lebih dari 5.000 artefak ditemukan bersama mumi sang Firaun tersebut, memicu ketertarikan masyarakat dunia mengenai Mesir kuno.

Baca Juga: Kutukan Firaun Mendekati Kenyataan, Lagi Terjadi Musibah Kereta Api Beberapa Orang Tewas

Topeng emas Tutankhamun, yang kini tersimpan di Museum Mesir, masih menjadi simbol yang populer sampai saat ini dan menarik para turis.

Tutankhamun, yang biasa dipanggil Raja Tut, merupakan seorang Firaun Mesir terakhir yang memerintah selama berakhirnya Dinasti ke-18 (1332 – 1323 SM) Kerajaan Baru dalam sejarah Mesir.

Salah satu artefak yang mendapat perhatian para ilmuwan adalah sebuah belati yang terkubur bersama Raja Tutankhamun.

Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan

Belati ini ternyata terbuat dari besi dari sebuah meteorit, menurut riset yang dipublikasikan dalam jurnal Meteoritics & Planetary Science.

Dengan menggunakan pendaran fluor sinar- X, sebuah tim riset, yang diketuai oleh Daniela Comelli dari Universitas Politeknik Milan, menganalisis pisau tersebut dan menemukan komposisinya mirip dengan logam meteorit.

Belati ini ditemukan pada 1925, di bawah bungkus yang menyelimuti mayat Raja Tut. Belati besi, yang memiliki sarung dan pegangan dari emas ini, ditemukan di paha kanan sang raja.

Baca Juga: Ih Serem, Tiap Malam Jumat Kliwon, Sejumlah Perempuan Terlihat Berkumpul di Watu Nganak

Bertahun-tahun para arkeolog saling berdebat apakah belati besi ini berasal dari meteorit atau bukan.

Menurut studi tersebut, besi pada belati tersebut jarang ditemukan di zaman Mesir Kuno, orang-orang Mesir menemukan material ini sulit untuk dibentuk dan digunakan untuk alat upacara.

Para peneliti mencatat bahwa penemuan ini memberi pandangan yang lebih jauh ke dalam deskripsi besi Mesir kuno 100 tahun setelah kematian Raja Tut, di mana mineral ini digambarkan sebagai “besi dari angkasa.”***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Usatoday


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x