Teori kedua secara teknik diyakini benar, para ahli metalurgi di Kanpur IIT telah mendemonstrasikan hal tersebut dalam sebuah kertas kerja yang dipublikasikan dalam jurnal Current Science.
Dr. Balasubramanian, pemimpin studi, menyebut pilar tersebut sebagai “testimoni hidup dari keterampilan para pakar metalurgi India kuno.”
Baca Juga: Tukang Bakso Ini Tetap Semangat walau Cuma Memiliki Satu Tangan Dia Tetap Terampil Melayani Pembeli
Dijelaskan rahasianya, mereka menempa besi dengan fitur lapisan pelindung yang disebut “misawite”, sebuah oksihidrooksida besi yang membentuk sebuah penghalang yang melekat pada antarmuka logam dan karat.
Seperti dilansir Oddity Central, formasi misawite terbentuk akibat kandungan fosfor yang tinggi dalam besi.
Sementara besi modern memiliki campuran fosfor di bawah 0,05%, besi tempa dari Pilar Qutub Minar dibuat mengandung 1 persen fosfor.
Baca Juga: Ribuan Buaya Menyerbu Pantai Pantanal tapi Ada yang Menyebut Reptil Caiman Yacare Hendak Bertelur
Menurut Dr. Balasubramaniam dari Institut Teknologi India, alih-alih menghilangkan fosfor dari besi seperti para pekerja saat ini untuk mencegah logam tersebut pecah, para ahli metalurgi zaman dulu malah membiarkannya.
Mereka sengaja memukul-mukul pilar dengan palu untuk mendorong fosfor dari intinya menuju ke permukaan.
Ini menjaga besi menjadi kuat, dan juga memicu formasi penghalang misawite.