Sempat Jadi Musuh Petani, Pohon Porang Dulu Dibuang, Sekarang Porang Disayang

6 Januari 2021, 06:11 WIB
UMBI pohon porang diolah menjadi beras.* /Dok. P3N/

ZONA PRIANGAN - Porang dulu dibuang. Porang sekarang disayang. Sejumlah petani pun makin semangat menanam porang.

Porang dikenal juga sebagai badul. Sebagian petani ada juga menyebut konjak.

Dulu porang dibiarkan tumbuh liar. Tidak ada yang tertarik. Tumbuh begitu saja di semak belukar.

Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini

Porang bisa ditemukan juga di pinggir jurang, hutan, di bawah pohon duku, atau pohon rindang lainnya.

Kalaupun ada petani menemukan porang, langsung dicabut dan dibuang.

Ya, porang dulu diangap tanaman gulma dan menjadi musuh petani. Daunnya yang lebat dinilai bisa mengalahkan tanaman sayuran.

Baca Juga: Dulu Tidak Dilirik, Sekarang Tanaman Ini Jadi Primadona, Sekali Panen Ratusan Juta

Melihat ada porang tumbuh, petani langsung geram. Pohon tersebut harus dibabat, pertumbuhannya tidak dikehendaki.

Namun petani sekarang mulai tersadarkan. Ternyata pohon porang punya nilai jual.

Jepang merupakan pelopor pemanfaatan porang. Negeri Matahari Terbit itu mengolah umbi porang menjadi bahan baku utama untuk makan.

Baca Juga: Kaum Pria Pasti Malu Menderita Penyakit Ini tapi Cobalah Ramuan Daun Pandan untuk Mengatasinya

Umbi porang diolah menjadi beras. Bahkan kandungan gizi umbi porang bisa mengalahkan beras dan gandum.

Olahan umbi porang kini dikenal dengan nama shiratake, konyaku, dan mi porang.

Beras porang harganya sangat mahal. Berat 1 kilogram bisa mencapai Rp160 ribu.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Tak heran yang mengonsumsi beras porang masih terbatas, baru pada kalangan artis dan pejabat.

Ngakib Al'Ghozali Ketua Umum DPP Petani Penggiat Porang Nusantara (P3N) merasa bersyukur sekarang banyak petani yang paham pohon porang.

Sejumlah petani menanami lahannya dengan pohon porang, karena bukan menganggap musuh lagi.

Baca Juga: Stop! Penggunaan Husnul Khatimah untuk Orang Meninggal, Itu Kebiasaan Tidak Tepat

"Sejak tahun 2019 lalu, banyak petani demam menanam porang. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan Jepang," tutur Ngakib.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler