Akibat Pandemi, Omset Usaha Konveksi Turun Drastis

14 Juni 2021, 09:00 WIB
Industri konveksi kini mengalami penurunan omset mencapai 60 persen saat pendemi Covid-19 dibandingkan tahun sebelumnya. /Zonapriangan.com/Rachmat iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Sejumlah pengusaha konveksi di Kabupaten Majalengka alami penurnan produksi sebesar 25 persen hingga 60 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Akibatnya pekerjapun banyak yang terpaksa dihentikan sementara karena minimnya pesanan dari para pelanggan yang berada di luar ataupun dalam kota.

Salah seorang pengusaha konveksi asal Cikijing, Kurniawan, yang kini memproduksi di komplek konveksi di Jl Lingkar Utara, Majalengka, bersama sejumlah pengusaha lainnya mengatakan, banyak langganan usahanya yang menghentikan kerjasama karena usahanya lesu gara-gara Covid-19.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Siapkan Anggaran Rp2 Milliar untuk Sarana dan Prasarana Olahraga

“Ke Bandung yang biasa mengirim barang seminggu sekali setiap hari Senin sebanyak 40-50 lusin celana, sejak Covid-19 berhenti total.

Pengiriman ke Jakarta juga turun lebih dari setengahnya dari biasanya,” ungkap Kurniawan yang sudah menjalankan usahanya sejak Tahun 1999 dengan belasan karyawan.

Karena sepinya penjualan pekerjapun banyak yang berhenti. Dari 12 tukang jahit kini tinggal beberapa orang saja, malah lebih dari setengahnya terpaksa berhenti karena pendapatan tidak sesuai lagi dengan biaya produksi.

 Baca Juga: Restoran McDonald's Dihebohkan dengan Insiden Penembakan, Seorang Karyawan Dirawat, Pelaku Tertangkap

Untuk mensiasati agar usahanya bisa tetap berjalan, diapun kini menjual eceran pakaian hasil produksinya de pasar tradisional atau menerima pembeli eceran yang datang langsung ke tempat usahanya.

Karena mengandalkan kerjasama dengan para pengusaha yang sudah lama dijalinnya, maka usahanya akan terus turun.

“Sekarang pengiriman ke luar kota terus dijalin walaupun jumlahnya turun drastis, jual eceranpun dilakukan untuk mengganti upah kerja dan operasional lainnya,” ungkap Kurniawan yang sudah tiga tahun menempati sentral konveksi yang difasilitasi Kementrian Perindustrian.

 Baca Juga: Warga Kota Sedgley Ketakutan, Dalam Seminggu Alien Melakukan Tiga Kali Penculikan

Meski demikian dia tetap berproduksi untuk membiayai anak-anaknya sekolah yang kini sudah di SMK, SMP dan SD.

Hal serupa dialami pengusaha konveksi lainnya Ujang yang memproduksi pakaian seragam sekolah, organisasi dan pakaian lainnya. Penurunan usahanya mencapai lebih dari 25 persen gara-gara Covi-19.

Apalagi menurut Ujang, pakaian yang diproduksinya kebanyakan segaram sekolah, sementara sekolah sudah setahun lebih belajar daring. Otomatis pesanan baju seragampun berhenti, kalaupun ada tidak sebanyak sebelumnya.

 Baca Juga: Eks Pecandu Heroin, Memakai Narkoba Saat Usia 6 Tahun, Merampok Bandar dan Kini Lulusan Universitas Ternama

“Belakangan ini baru ada kenaikan pesanan lagi walaupun kecil, karena katanya tahun ajaran baru sekarang, sekolah mulai tatap muka lagi,” ungkap Ujang.

Demikian juga dengan usaha bordir,  saat ini pengusaha bordir melayani partai kecil sekedar membubuhkan satu kalimat dengan 6 huruf kecil. Ongkos birdir eceran seperti itu cukup dengan membayar Rp 5.000 dengan mesin sistim computer. Jika lebih dari 50 pesanan seperti  itu harga bisa hampir setengahnya.

“Pesanan kecil-kecil seperti ini tetap dilayani, hanya harganya beda.” ungkap seorang pekerja.

 Baca Juga: Bintang Manchester United, Marcus Rashford Mau Bangun Rumah Syaratnya Harus Bisa Merawat Dinosaurus Mini

Sebelum Covid menurut mereka, banyak pengusaha konveksi yang menjalankan usahanya di gedung sentral konveksi di Jalan Lingkar.

Beberapa diantaranya pengusaha  jeans, namun kini akibat Covid banyak yang pindah kembali ke kampungnya. Apalagi usaha jeans harus mencuci ke Cikijing karena di sana tidak tersedia pencucian jeans.

Karena gedung banyak yang kosong, saat ini menurut mereka, satu bangunan yang disiapkan untuk memfasilitasi 4 pengusaha konveksi, sementara dimanfaatkan sebagai gudan obat milik Pemerintah Kabupaten Majalengka.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler