ZONA PRIANGAN – Wirausahawan miliarder Elon Musk pada Jumat 8 Juli 2022 memutuskan untuk mundur dari pengajuan kesepakatan senilai USD 44 miliar untuk membeli platform media sosial Twitter.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada kepala staf legal dan diungkapkan dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS.
Pengacara Musk berpendapat Twitter "tidak memenuhi kewajiban perjanjian” untuk memberikan taksiran akurat mengenai berapa banyak akun pengguna palsu pada sistemnya.
Twitter mengakui bahwa hanya sekitar 5% "pengguna aktif yang dimonetisasi” merupakan akun spam – sebuah gambaran bahwa Musk telah ditantang di depan publik sejauh ini jumlahnya begitu rendah.
"Twitter telah gagal atau menolak memberikan informasi ini,” tulis pengacara Mike Ringler dalam suratnya, seperti dilansir UPI.com.
"Kadang Twitter mengabaikan permintaan Musk, kadang ditolak untuk alasan yang tidak pada tempatnya, dan kadang menuruti saat memberi Musk informasi yang tidak lengkap atau tidak berguna.”
Surat ini sebagai maklumat Musk yang secara resmi untuk meninggalkan kesepakatan. Dengan demikian ia bisa menarik mundur bayaran sebesar USD 1 miliar.
Namun jajaran pengurus Twitter bisa menuntut bila mereka yakin gerakan ini dibuat dalam keadaan tidak jujur.
Kepala Dewan Pengurus Twitter Bret Taylor mengindikasikan perusahaan ini akan melakukan perang gugatan melawan Musk memaksanya untuk membuktikan perusahaan ini melanggar perjanjian.
"Jajaran Pengurus Twitter berketetapan untuk menutup transaksi pada harga tersebut dan setuju dengan Musk dan berencana untuk melakukan aksi hukum untuk menjalankan persetujuan merger,” katanya dalam pernyataan yang diposting di Twitter.
“Kami yakin kami akan menang di pengadilan," tambahnya.***