Rizal Ramli: Covid-19 Dampak Ekonominya Lebih Besar Dari Krisis Tahun 1998

- 21 Oktober 2020, 20:31 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli. Menurut dia, Covid-19 dampak ekonominya lebih besar dari krisis tahun 1998.
Ekonom senior Rizal Ramli. Menurut dia, Covid-19 dampak ekonominya lebih besar dari krisis tahun 1998. /Instagram/@rizalramli.official

ZONA PRIANGAN – Pandemi Covid-19 kali ini dampaknya lebih besar dari kondisi krisis 1998 silam.

Hal itu diungkapkan Ekonom senior Rizal Ramli seperti dikutip ZonaPriangan.com dari RRI.co.id, Rabu 21 Oktober 2020.

Kondisi tersebut dikatakan Rizal tercermin dari adanya 44 perusahaan asuransi sekuritas yang saat ini gagal bayar, yang akhirnya berdampak pada ekonomi secara signifikan.

Baca Juga: Mabes Polri Bantah, Viral Video Perwira Polisi Nyamar jadi Mahasiswa Diringkus Brimob

"Ini ibarat petinju kena pukulan langsung goyang. Jadi ini akan lebih sulit, karena pemerintah tidak efektif. Dan ini grafiknya seperti huruf 'W' anjloknya bisa lama," ungkap Rizal.

Karenanya, Rizal menyarankan, agar pemerintah tidak menganggarkan sejumlah proyek pembangunan dan lebih baik ditahan dulu, seperti proyek infrastruktur jalan hingga program-program lain yang belakangan malah diminta untuk digeber.

Dia pun melihat, dari sejumlah realokasi yang dilakukan kementerian dan lembaga, ada beberapa bagian yang tidak tepat pemanfaatannya.

Baca Juga: Viral Video Perwira Polisi Nyamar jadi Mahasiswa Diringkus Brimob

Padahal, menurut Rizal, seperti saat krisis 1998, pemerintah seharusnya menyetop lebih dulu pekerjaan-pekerjaan besar.

Dengan begitu, pemerintah akan memiliki pendanaan yang cukup untuk penanganan Covid-19.

"Jadi kita tidak profit dan malah negatif. Karena tidak ada menteri di kabinet Jokowi yang punya pengalaman, yang ada tuh skandal-skandal. Ditambah bunga hutang kita yang besar," jelasnya.

Baca Juga: Apakah Benar, Ada Teori Konspirasi UFO?

Rizal menilai, semestinya di saat-saat pandemi, pemerintah memprioritaskan tiga hal. Pertama, penanganan Covid-19 dari sisi kesehatan.

Ia menyebut penanganan ini setidaknya membutuhkan anggaran Rp300 triliun. 

"Jadi hajar habis-habisan. Agar ekonomi kita bisa pulih," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Lokasi SIM Keliling Online, Kota Bandung, Kamis 22 Oktober 2020

Selanjutnya, fokus kedua adalah pemberian bantuan kepada masyarakat yang berada di kelas ekonomi bawah.

Setidaknya, menurut dia, pemerintah membutuhkan anggaran Rp300 triliun untuk menghidupi rakyat selama enam bulan ke depan.

Ketiga, pemerintah harus serius meningkatkan produksi pangan. Rizal mengatakan program ini membutuhkan anggaran Rp200 triliun atau lebih kecil dari fokus lainnya. "Jadi ini bisa efektif," ucapnya.

Baca Juga: Dubes Baru AS Sung Kim Serahkan Surat Kepercayaan Kepada Presiden Jokowi

Untuk itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini menyatakan, pandemi Covid-19 bukan menjadi faktor penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Adanya kondisi negatif ekonomi negara lebih disebabkan karena tata kelola yang kurang tepat dari tim ekonomi pemerintah.

"Karena infrastruktur itu tidak langsung terkait dengan kegiatan rakyat, misalnya di Papua dan Kalimantan. Sudah gitu bayarnya pakai hutang malah jadi beban," paparnya.

Baca Juga: Tim Rescue SAR Bandung Berangkatkan Tim, Mencari Orang Tenggelam di Sungai Citarum Kabupaten Bandung

Jadi pemerintah ditegaskan Rizal, harus membedakan cara memperbaiki ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.***

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x