Sementara di panti rehabilitasi, pak Surya merasa bingung mendapatkan fakta bahwa banyak keluarga dari penghuni panti lainnya yang protes dengan keberadaan Elsa.
Hasutan Iqbal cs mendapatkan hasil, kepuasan semu pun tampak dirasakan oleh Irvan ketika melihat dan memantau kekacauan yang terjadi di panti rehabilitasi.
Baca Juga: Pakar Feng Shui Memperingatkan, Tak Boleh Tidur dengan Cermin di Seberang Ranjang, Ini Alasannya
Pak Surya dan Bu Sarah khawatir Elsa tak lagi bisa mendapat perawatan di panti rehabilitasi dan diam-diam Pak Surya merasa curiga kalau semua ini ada yang merencanakan.
Rasa curiga juga memenuhi benak Aldebaran tentang adanya pengkhianat yang jadi mata-mata di rumahnya. Sebenarnya Al sudah memiliki perasaan saat memergoki bodyguard yang ditempatkan Irvan di rumah Al tampak menelepon sesorang.
Namun saat ditanya oleh Al, sang bodyguard berkilah bahwa dia menelepon keluarganya di rumah yang tengah ada masalah. Sementara Al percaya, namun dia teringat perkataan Rendy tentang jangan terlalu percaya pada siapa pun menyangkut teror.
Baca Juga: Wanita Pelatih di SeaWorld Tewas Mengerikan Dilempar, Dicabik dan Ditenggelamkan Paus Pembunuh
Perkataan Rendy tampak serupa dengan petuah dari Hartawan Alfahri yang disampaikan lewat mimpi Bu Rosa, bahwa apa yang terlihat baik belum tentu sebaik yang kita duga.
Al lantas meminta bantuan Rendy untuk bisa menangani masalah ini. Dalam beberapa kesempatan, Rendy mengawasi gerak-gerik para petugas keamanan yang ada di rumah Aldebaran.
Mereka bersama-sama mencari cara untuk mengungkap siapa mata-mata yang ada di rumah keluarga Alfahri tersebut. Aldebaran tak mau teror terus terjadi di rumahnya.
Sementara, Irvan terus diposisikan pada kemenangan. Kini dia senang melihat proses penderitaan Elsa di panti rehabilitasi yang dipermainkan lewat teror tersendiri melalui foto almarhum Roy yang disimpan di laci meja kamarnya.