Dalam keadaan terancam akan dibunuh Iqbal dengan tikaman pisau, dengan tenang Aldebaran mengatakan bahwa dia tahu dan mengenali Iqbal dibalik wajah yang tertutup, dengan telak pula Al menyebut kalau Iqbal adalah kaki tangan Irvan.
Apa yang dikatakan Al membuat Iqbal tersentak, namun dia bisa menguasai diri dan meneruskan menganiaya Aldebaran sebelum pertolongan datang dari Angga dan Rendy yang menghubungi pihak kepolisian untuk bertindak.
Baca Juga: Seorang Wanita yang Mimpi Dapat Lotre Rp360 Juta, Kenyataannya Memenangkan Hadiah Rp4,313 Miliar
Orang-orang yang ditugaskan Irvan untuk memantau gerak-gerik Iqbal juga kaget dengan perubahan yang sangat cepat kondisi di tempat para penculik menyekap dan menyiksa Aldebaran. Maka, mereka akan bertindak sesuai arahan Irvan.
Bentrok massal terjadi antara gerombolan penculik dengan orang-orang yang digerakkan oleh Angga. Polisi juga bertindak tepat waktu.
Aldebaran berhasil diselamatkan, sementara Iqbal diskip dan diamankan oleh orang suruhan Irvan untuk diserahkan langsung pada Irvan, yang tak akan memberinya ampun lagi karena telah berani bertindak sendiri menculik Andin.
Sementara, lepas dari tangan sekapan para penculik, Andin pulang dengan diantar mobil milik Angga. Sampai di rumah, tangis Reyna dan Andin pecah, mereka berpelukan seperti dua orang yang telah lama sekali tak bertemu.
Bu Rosa menanyakan tentang nasib Al, Andin tak menjawab pasti karena dia sendiri merasa sangat khawatir dengan kondisi suaminya saat terakhir berpisah di tempat penyekapan para penculik.
Setelah diselamatkan, ternyata Al tak langsung pulang ke rumah namun ke rumah sakit dulu untuk mendapatkan perawatan mengingat cedera yang diakibatkan penganiayaan oleh gerombolan penculik.