ZONA PRIANGAN – Sit uncuing, wikwik kelabu, kedasih, daradasih, atau emprit ganthil, adalah nama-nama yang mengarah pada satu sosok burung kecil seukuran perkutut.
Burung tersebut berwarna dominan kelabu yang kerap ditemui di pinggiran hutan, perdesaan, dan tegalan.
Burung yang satu ini kerap diperbincangkan di kalangan awam maupun para pecinta burung.
Baca Juga: Kebakaran Tahun 2019, Hanguskan 933,01 Hektare Hutan Gunung Ciremai
Lalu apa keunikan dengan burung yang satu ini? Penasaran? Silakan simak fakta-faktanya di bawah ini.
1. Memiliki julukan yang menakutkan
Burung kedasih memiliki nama latin Cacomantis merulinus, dalam bahasa Inggris dikenal sebagai plaintive cuckoo, sementara orang Belanda menyebutnya piet van vliet.
Di beberapa daerah burung wikwik kelabu ini juga memiliki nama-nama yang cukup menyeramkan, contohnya di masyarakat betawi dijuluki sebagai burung orang meninggal.
Baca Juga: Siemens Akuisisi Vizendo, Sudah Efektif Berjalan Sejak Pertengahan Tahun
Orang-orang sunda kerap menyebutnya manuk jurig. Sementara di negara tetangga, Malaysia, biasa disebut burung mati anak, atau burung sawah mati anak.
2. Memiliki suara yang mendayu-dayu membuat bulu kuduk merinding
Suara sirit uncuing merupakan salah satu keistimewaannya sekaligus ciri khasnya.
Suaranya yang mendayu-dayu mirip siulan ini terdengar begitu menyayat hati, dan bila terdengar di malam hari bisa membuat bulu kuduk merinding.
Baca Juga: Normalisasi Sungai Cimande Mengganggu Saluran Air ke Lahan Pertanian
Seperti dilihat dari namanya, plaintive cuckoo, suara burung ini mengalun merawankan hati, tempo suaranya bertambah cepat dan nadanya bertambah tinggi, kadangkala nada suaranya meninggi di awal, kemudian semakin menurun dan semakin memendek di akhir bunyi.
3. Keberadaan burung sulit ditemukan dan populasinya sedikit
Berkebalikan dengan suaranya yang jelas terdengar bahkan dari jarak jauh sekalipun, burung pemakan serangga ini sulit dilacak keberadaannya, jarang orang yang berhasil mengamatinya apalagi menangkapnya.
Selain karena kebiasaan burung ini yang bersiul sambil bertengger di ketinggian pohon dan tersembunyi di kerimbunan tajuk pohon tanpa banyak bergerak, juga populasinya sedikit karena saat musim kawin, pasangan burung ini hanya bertelur 1 hingga 2 butir.
Baca Juga: Disiapkan, Sanksi bagi yang Bandel Tidak Mengenakan Masker
4. Merebut sarang dan enggan mengerami telurnya sendiri
Pasangan burung sit uncuing memang kompak; begitu bertemu dan saling tertarik, jantan dan betina burung ini akan melakukan perkawinan.
Ketika akan bertelur pun kedua pasangan kedasih ini kompak malas untuk membuat sarang bagi keturunannya, begitu pun mengerami telurnya tidak akan mereka lakukan.
Lalu bagaimana burung ini melanjutkan keturunannya?
Baca Juga: Ada Bantuan Ambulans, Tidak Alasan Pasien Terlambat Terima Penanganan
Ciri khas yang paling terkenal mengenai burung ini, adalah sifat licik dan sadisnya terhadap burung lain yang ukuran tubuhnya lebih kecil dari dirinya.
Apabila akan bertelur, kedasih betina akan mencari sarang burung lain, dan dengan licik menjatuhkan telur-telur yang sudah ada di sana, kemudian meletakkan telur-telurnya sendiri agar dierami pemilik sarang hingga menetas.
Perilaku tersebut membuat burung ini diberi gelar “Si Ratu Tega”.
Setelah telur burung kedasih diletakkan di sarang burung korban, secara naluriah burung pemilik sarang akan mengeraminya, dan bila menetas akan dianggap sebagai anaknya sendiri walaupun ukuran tubuhnya lebih besar dari dirinya.
Baca Juga: Turnamen Unik, Main Voli Gunakan Bola Plastik dan Berhadiah Seekor Ayam
5. Suaranya paling dihindari para penggemar burung berkicau
Di masyarakat tertentu, suara mendayu-dayu burung kedasih dipercaya sebagai pertanda.
Beberapa orang masih percaya bila ada burung daradasih bersiul di dekat rumah penduduk, sebagai pertanda ada seseorang yang akan meninggal, atau bakal terjadi sesuatu yang buruk.
Di kalangan penggemar burung berkicau pun selalu menghindari bila burung piaraannya berdekatan atau mendengar siulan sedih burung kedasih ini.
Baca Juga: Empat Kelurahan di Kota Cirebon Masih Zona Merah
Karena burung piaraannya akan meniru suara tersebut dan tersimpan di memori burung sehingga sulit dihilangkan.
Sebagian penggemar burung menganggap burung piaraannya yang kemasukan suara wiwik kelabu harganya akan jatuh bahkan tidak laku di pasaran. Namun sebagian lainnya tidak mempersoalkan, pasalnya siulan wikwik uncuing malah akan memperkaya variasi suara burungnya.
Demikianlah keunikan burung kedasih, walaupun memiliki sifat licik dan sadis di mata manusia, namun itu adalah naluri alami yang dimilikinya, yang tentu saja ada maksud-maksud di balik penciptaannya.***