Mengapa Air Jadi Faktor Terpenting dan Salah Satu Zat Gizi Utama yang Dibutuhkan Manusia? Ini Alasannya

15 Februari 2022, 13:04 WIB
Air sumber kehidupan. Ternyata air faktor terpenting dan salah satu zat gizi utama yang dibutuhkan manusia. /Pixabay/Public Domain Pictures/

ZONA PRIANGAN – Seperti kita ketahui, air merupakan zat gizi dengan kontribusi terbesar dalam tubuh.

Dan di tubuh kita ini sebanyak dua per tiga komposisinya merupakan air yang fungsinya tidak bisa digantikan oleh zat gizi lain.

Karenanya hal ini menjadikan penting, untuk dapat memberikan edukasi kepada masyarakat seputar pentingnya mengkonsumsi air yang berkualitas dan berkelanjutan.

Baca Juga: Pemkab Majalengka Siapkan Anggaran Senilai Rp45 Milliar Hadapi Lonjakan Covid-19 Gelombang Tiga

Webinar pun digelar dengan dukungan dua Perhimpuan ahli di Indonesia, yakni Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia.

Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, Prof Hardinsyah, mengatakan bahwa setiap orang sangat memerlukan air sebagai salah satu zat gizi utama.

"Tubuh tidak bisa memproduksi air, kebutuhan air perlu terpenuhi melalui konsumsi cairan dengan jumlah yang cukup dan berkualitas agar tubuh  dapat berfungsi secara optimal. Hidrasi sehat akan mengoptimalkan proses pencernaan dan metabolisme pada tubuh kita untuk hidup sehat," katanya saat berlangsung webinar Seafast Center-LPPM IPB bersama dengan Danone-Aqua dengan tema "Safe and Sustainable Water for Quality Life", Senin, 14 Februari 2022.

Baca Juga: Ikatan Cinta Selasa 15 Februari 2022: Reyna 'Ditemukan', Elsa Tak Tertolong, Banjir Air Mata di Pondok Pelita

Lebih lanjut Prof Hardinsyah juga menyatakan bahwa air berperan penting dalam pencernaan, metabolisme dan berbagai kerja sel-sel tubuh untuk menjaga kondisi dan fungsi tubuh agar tetap baik dan sehat.

Menurut dia, mineral merupakan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh, kebutuhan mineral tubuh bervariasi dan masing-masing mineral memiliki kontribusi yang penting dalam membantu kerja metabolisme tubuh.

"Air mineral memiliki keunikan kandungan mineral alami dari alam yang baik untuk dikonsumsi dan memberikan banyak manfaat bagi metabolisme tubuh," ujarnya.

Baca Juga: Arab Saudi Lepaskan Bom Menghancurkan Stasiun Bumi untuk Satelit Milik Houthi di Sanaa, Yaman

Sementara menurut Peneliti Senior Seafast Center – LPPM IPB, Prof Ratih Dewanti-Hariyadi menjelaskan bahwa untuk memberikan manfaat yang optimal, penting bagi kita untuk mengetahui dan menyeleksi darimana sumber air yang kita konsumsi berasal.

"Air minum adalah kebutuhan utama dalam kehidupan makhluk hidup. Khususnya bagi manusia, air minum yang dikonsumsi harus memiliki kriteria mutu (quality) tertentu, diantaranya tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa ketika diminum, serta memenuhi syarat keamanan (safety) yakni tidak mengandung cemaran biologi, kimia maupun fisik dalam jumlah yang melebihi persyaratan," paparnya.

Walaupun tampak bersih, jernih, tidak berbau dan tidak berasa, jelas Prof Ratih, air masih mungkin tercemar oleh mikroba patogen atau bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang dapat berasal dari pencemaran lingkungan, kegiatan pertanian, kegiatan domestik, serta pengendalian proses yang kurang baik.

Baca Juga: Klarifikasi Ustadz Khalid Basalamah: Saya Minta Maaf dan Tak Ada Kata-Kata Saya Mengharamkan Wayang

"Di Indonesia, Air Minum dalam Kemasan yang memenuhi standar nasional yang mengacu pada pedoman internasional (Codex, WHO) dapat dihasilkan melalui pengendalian yang baik terhadap sumber air, teknologi penghilangan cemaran biologi maupun fisik yang tepat, serta penanganan dan/atau pengemasan yang baik pasca proses penghilangan cemaran," ungkapnya.
 
Berdasarkan data Indeks Kualitas Air dari BPS (2019), terdapat 10 dari 34 provinsi di Indonesia yang memiliki Indeks Kualitas Air rendah akibat berbagai kontaminasi.

Hal ini, lanjut Prof Ratih, diperkuat dengan data dari Kementerian Kesehatan (2020), yang menunjukkan bahwa 7 dari 10 rumah di Indonesia masih mengkonsumsi air dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E coli, dan hanya 11.9% rumah yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Pengakuan 'Penjelajah Waktu': Kota New York Akan Dibom oleh Pilot Angkatan Udara China yang Nekat
 
"Oleh karena itu, penyediaan air yang aman dan berkualitas serta jaminan ketersediaannya yang berkelanjutan menjadi tanggung jawab kita bersama," ujarnya.

Head of Climate & Water Stewardship Danone Indonesia, Ratih Anggraeni, mengatakan bahwa untuk menjawab isu terkait keberlanjutan air saat ini dan di masa mendatang, Danone-Aqua berkomitmen untuk mengejawantahkan Danone Water Policy di Daerah Aliran Sungai (DAS) dimana pabriknya beroperasi.
 
“Berbagai upaya kolaboratif dapat kita lakukan untuk terus memastikan agar kualitas dan kuantitas air dapat terus terjaga, serta terjamin ketersediaannya," katanya.

Menurut Ratih, dengan melibatkan berbagai mitra seperti pemerintah, LSM, akademisi, dan masyarakat, mereka mengembangkan berbagai inisiatif untuk melakukan upaya pelestarian air berbasis DAS dengan memperkaya keanekaragaman hayati untuk memastikan ekosistem disekitar sumber air tetap terjaga.

"Selain itu juga mendorong pengembangan pertanian berkelanjutan untuk menjaga kualitas air yang meresap ke tanah, melakukan efisiensi dan menjaga sirkularitas air pada proses produksi kami, serta memberikan akses air bersih terhadap masyarakat," ucapnya.

Selain itu, lanjut Ratih, berbagai inisiatif tersebut juga dilakukan dengan tujuan agar Danone-Aqua dapat mencapai target positive water impact.

"Kami akan mengembalikan air lebih banyak dari yang digunakan pada tahun 2030 mendatang," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler