ZONA PRIANGAN - Joseph Serna (44) warga North Carolina pernah bergabung di Pasukan Khusus Baret Hijau (setara dengan SAS AS).
Joseph Serna mengawali karier di tentara pada tahun 1995, kemudian lulus seleksi menjadi anggota Pasukan Khusus Baret Hijau tahun 2001.
Dia pernah dikirim ke Kolombia untuk membantu melatih militer negara Amerika Selatan itu dalam memerangi kartel narkoba.
Baca Juga: Semua Tank Rusia yang Mendekati Ukraina Diberi Tanda 'Z', Mirip Taktik Amerika Menyerang Irak
Namun, pengalaman mengerikan tidak didapat Joseph Serna saat menghadapi kartel narkoba Kolombia.
Joseph Serna justru nyaris tewas ketika ditempatkan di Afghanistan untuk melawan Taliban. Di sana, dia terkena ledakan bom rakitan.
Pertama, truk yang ditumpanginya menabrak alat peledak. Kedua, dia berada di depan anggota Taliban yang meledakan diri dengan granat.
Baca Juga: Wajah Amir Khan Babak Belur dalam Pertarungan Penuh Dendam dengan Kell Brook di Kelas Welter
Berbicara di podcast Lockdown 23and1 di YouTube, pria berusia 44 tahun itu berkata: "Kami menemukan sebuah desa dan itu semacam ikan yang terpesona, Anda harus menurunkan mangkuk ikan dan naik ke sisi lain."
"Truk pertama pergi, truk kedua pergi dan kemudian truk ketiga pergi - yang merupakan truk saya," tuturnya.
"Kami mulai masuk ke akuarium dan saya merasakan pukulan besar ini dan saya menemukan diri saya di luar, sekitar 6 meter dari truk - itu meledakkan saya dari belakang truk," kenang Joseph Serna.
Ayah tujuh anak itu kemudian menjelaskan bagaimana dia menjadi sangat bingung dan tidak tahu di mana dia berada.
Saat dia sadar kembali, dia tahu harus mencari perlindungan, tapi saat itulah dia melihat rekan-rekannya terluka parah.
Dia menjelaskan: "Saya melihat teman saya dan kakinya mundur. Dia menembak keluar dari truk dan mendarat kembali di dalamnya."
"Saya kemudian melihat ke arah jam tiga saya dan melihat bos saya. Dia masih duduk di kursinya, tapi dia ada di kursi sekitar 6 meter dari truk, saat dia terlempar keluar dari truk."
Saat itulah dia mulai melakukan penghitungan kepala sebelum melihat tubuh 15 meter darinya dan saat dia berjalan ke sana, dia membuat penemuan yang suram.
Dia menambahkan: "Jadi saya mulai berjalan ke teman saya dan hal pertama yang saya lewati sekitar 1,5 meter dari truk adalah tangannya. Hanya dari pergelangan tangan ke atas, jam tangannya masih menyala."
Baca Juga: Unik, Republik Molossia, Jumlah Penduduknya Cuma 7 Orang, Punya Bendera dan Lagu Kebangsaan
"Lalu saya pergi sejauh 4,6 meter dan saya menemukan kakinya. Saya seperti 'sialan, ini mengerikan'. Jadi saya mulai berlari ke arah tubuh dan saya meraih wajahnya dan melihat bahwa itu telah terkelupas."
"Kakinya yang lain tergantung hanya dengan pakaiannya, tidak ada yang lain, kakinya terlepas," kata Joseph yang dikutip Daily Star.
"Saya pikir dia terbunuh dalam aksi di sana, saya tidak tahu dia masih bernapas. Saya merasa kasihan padanya karena ketika saya mengangkat tubuhnya, dia menghela napas panjang sebelum mati."
Baca Juga: Menghina Tentara China yang Mati Kedinginan, Seorang Blogger yang Terkenal di Weibo Langsung Diciduk
Pada tahun 2008, ketika menanyai seorang pejuang Taliban yang ditahan tentang tujuan taktis, pejuang itu meledakkan granat yang disembunyikan di tubuhnya dan melukai Joseph.
Setelah menjalani lima operasi sebagai hasilnya, kakek dua anak ini memutuskan untuk pensiun dari pasukan khusus mengikuti rekomendasi medis.
Setelah pensiun, ia pindah bersama keluarganya ke North Carolina, AS, dan menyelesaikan studi universitasnya di bidang Bisnis dan Akuntansi.***