63.000 Kematian Setiap Tahun Akibat Gigitan Ular, 80 Persen Serangan Terjadi di India Sisanya di Afghanistan

27 Oktober 2022, 04:17 WIB
Ular beludak sisik gergaji salah seekor ular paling berbisa.* /Facebook/

ZONA PRIANGAN – Lebih dari 63.000 orang tewas akibat gigitan ular pada 2019, sebagian besar karena kurang tersedianya penangkal bisa di kawasan pedesaan, menurut sebuah studi baru-baru ini yang dilansir MailOnline.

Tragisnya, mayoritas (51.000) kematian tercatat di India, sementara hanya dua kejadian di Australia.

Para peneliti dari Universitas James Cook di Queensland, Australia mengatakan bahwa berdasarkan penemuan tersebut, mereka tidak percaya lagi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memotong setengahnya jumlah kematian karena gigitan ular yang dicanangkan pada 2030.

Baca Juga: Buaya Pura-pura Mati, Ketika Ditelan Piton Ternyata Menyerang dari dalam Membuat Ular Itu Perutnya Pecah

Profesor Richard Franklin, yang memimpin studi ini, mengatakan: “Intervensi untuk menjamin pengiriman antibisa lebih cepat harus dilipatgandakan dengan strategi pencegahan seperti meningkatkan edukasi dan penguatan sistem kesehatan di kawasan perdesaan."

“Menjamin akses antibisa secara cepat menuju kawasan perdesaan di seluruh dunia akan menyelamatkan ribuan nyawa."

Dan investasi lebih besar dalam perencanaan dan peningkatan intervensi harus menjadi prioritas agar sesuai dengan target WHO.

Baca Juga: Petani Semangka Beraksi Menelan Ular Beludak, Tak Disangka Reptil Itu Menggigit Lidahnya hingga Tewas

Untuk studi ini, yang dipublikasikan dalam Nature Communications, para peneliti menyusun data registrasi autopsi dan vital dari data Global Burden of Disease.

Data ini digunakan untuk membuat model perbandingan kematian akibat ular berdasarkan lokasi, usia, jenis kelamin dan tahun.

Hasilnya terungkap bahwa mayoritas kematian akibat bisa ular terjadi di Asia Selatan, kawasan dari Afghanistan ke Sri Lanka, termasuk Pakistan, India dan Bangladesh.

Baca Juga: Manusia Berkepala Anjing Terlihat di Pedalaman Australia Membuat Takut Seorang Pemancing

Khususnya di India, angka kematian dihitung empat kematian oleh gigitan ular untuk setiap 100.000 orang, lebih tinggi dari rata-rata global yaitu 0,8.

Kawasan Afrika sub-Sahara menempati tempat kedua, di mana Nigeria memiliki jumlah besar kematian yaitu sebanyak 1.460 orang.

Diyakini hal ini sebagai hasil dari kelangkaan tersedianya antibisa di kawasan perdesaan, selain perawatan akibat komplikasi akibat gigitan ular berbisa.

Baca Juga: Sehabis Kencing Jangan Lupa Berdehem Tiga Kali, Ini Penjelasannya

Profesor Franklin mengatakan bahwa, setelah terjadi gigitan ular berbisa, kemungkinan kematian meningkat bila antibisa tidak tersedia dalam enam jam.

Di India, 90 persen gigitan ular datang dari spesies ular krait, beludak (viper) Russell, beludak sisik gergaji dan kobra India.

Anti-bisa untuk spesies ular di atas memang sudah ada, tetapi pencegahan kematian gigitan ular tergantung tidak hanya keberadaan antibisa.

Baca Juga: Ini 3 Perkara yang Harus Dilakukan Saat Menguap agar Tidak Menjadi Teman Setan

"Harus diperhatikan persebarannya ke kawasan perdesaan dan kapasitas sistem kesehatan untuk memberikan perawatan korban akibat komplikasi seperti gagal pernapasan atau gagal ginjal,” tambah Profesor Franklin.

Para peneliti memprediksi bahwa jumlah kematian bisa mencapai 68.000 pada 2050, akibat meningkatnya populasi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mail Online News

Tags

Terkini

Terpopuler