Pengguna Ganja dengan Depresi, Lebih Cenderung Berpikir untuk Bunuh Diri

- 23 Juni 2021, 10:26 WIB
 Sebuah studi baru menemukan, bahwa penggunaan ganja secara teratur di kalangan orang dewasa muda dapat meningkatkan risiko depresi dan bunuh diri.
Sebuah studi baru menemukan, bahwa penggunaan ganja secara teratur di kalangan orang dewasa muda dapat meningkatkan risiko depresi dan bunuh diri. / Jeff W/Unsplash

Baca Juga: Pejabat Kontra Intelijen China Menghilang di Tengah Rumor Pembelotannya ke Amerika Serikat

Selama periode yang sama, 33 negara bagian telah melegalkan penggunaan mariyuana, atau kanabis, untuk tujuan medis, ketika diresepkan oleh dokter, sementara 16 negara bagian sekarang mengizinkan penggunaan narkoba untuk rekreasi.

Tingkat ide bunuh diri adalah 40% lebih tinggi di antara pengguna ganja pada 2018-19 daripada 10 tahun sebelumnya, para peneliti menemukan.

Selain itu, upaya bunuh diri yang direncanakan dan upaya bunuh diri di antara pengguna masing-masing 40% dan 60% lebih tinggi, kata mereka.

Baca Juga: Manchester City Mengajukan Rp2 Triliun untuk Mendatangkan Harry Kane

Hubungan antara penggunaan ganja dan risiko bunuh diri masih belum jelas, meskipun penelitian menunjukkan bahwa ada "faktor genetik" umum antara gangguan penggunaan ganja, atau masalah penggunaan, dan depresi berat, menurut Volkow.

Penggunaan alkohol yang sering juga dikaitkan dengan depresi, "tetapi tidak memiliki tingkat dampak" yang ditemukan dengan ganja dalam penelitian ini, katanya.

"Seiring semakin banyak negara bagian yang melegalkan ganja, mereka perlu mengetahui potensi konsekuensi buruk yang ada pada penggunaan ganja, terutama pada mereka yang sudah rentan terhadap penyakit mental," kata Volkow.***

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x