Donald Trump Cemburu Terhadap Taliban

- 19 Agustus 2021, 20:21 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump.
Mantan Presiden AS Donald Trump. /nypost.com

ZONA PRIANGAN - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terlihat cemburu terhadap Taliban, terkait penggunaan Twitter.

Donald Trump merasa diperlakukan tidak adil oleh Twitter. Dia merasa aneh, sebagai Presiden AS dengan pengikut 80 juta orang, namun akun Twitter-nya diblokir.

Di sisi lain, Donald Trump melihat Twitter membiarkan Taliban memanfaatkan platform jejaring sosial itu mengabarkan penaklukan Afghanistan.

Baca Juga: Takut Kejaran Taliban, Pemain Timnas Afghanistan Ini Tewas Mengenaskan di Roda Pesawat Militer AS

"Ini memalukan ketika Anda berpikir ada pembunuh, perampok, diktator dan mengerikan dibiarkan begitu saja," kata Trump kepada Newsmax Wednesday dalam wawancara telepon.

Sementara Trump tetap dilarang menggunakan Twitter sejak kerusuhan 6 Januari di Capitol.

Sampai saat ini, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid telah diizinkan Twitter untuk memposting pembaruan secara bebas.

Baca Juga: Video Memilukan, Sejumlah Wanita Afghanistan Melemparkan Bayi agar Diselamatkan Tentara Inggris

Akun Mujahid yang belum diverifikasi, yang digunakan untuk memberikan pembaruan tentang perebutan kota-kota Afghanistan oleh Taliban.

Taliban secara agresif menguasai negara itu dalam beberapa hari, telah mengumpulkan lebih dari 326.000 pengikut di Twitter.

Juru bicara Taliban lainnya, Qari Yousaf Ahmadi, memiliki lebih dari 66.000 pengikut.

Baca Juga: Terungkap, Setiap Bepergian Melania Tidak Mau Sekamar dengan Donald Trump, Ini Alasannya

Twitter mengeluarkan pernyataan menyeluruh untuk pertanyaan tentang kehadiran kelompok militan Islam radikal di platform, namun perusahaan tidak menanggapi secara langsung kritik Donald Trump.

"Situasi di Afghanistan berkembang pesat," bunyi pernyataan dari Twitter yang dikutip nypost.

“Kami juga menyaksikan orang-orang di negara ini menggunakan Twitter untuk mencari bantuan dan bantuan. Prioritas utama Twitter adalah menjaga orang tetap aman, dan kami tetap waspada."

Baca Juga: Kelahiran Bayi Berkepala Tiga di Uttar Pradesh India Mengundang Kehebohan Warga

"Kami akan terus secara proaktif menegakkan aturan kami dan meninjau konten yang mungkin melanggar aturan Twitter, khususnya kebijakan terhadap pemuliaan kekerasan, manipulasi platform, dan spam."

Dalam kasus Taliban, aturan resmi Twitter tampaknya berbenturan dengan perilaku yang secara historis dikaitkan dengan kelompok militan.

Tetapi, selama ini juru bicara Taliban tampaknya menjaganya tetap bersih di Twitter.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: nypost


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah