Anti-Mullerian Hormone (AMH) adalah hormon yang menunjukkan tingkat kesuburan dan penurunan AMH sering disertai dengan rekomendasi untuk membekukan sel telur, kata dokter.
Dia menambahkan bahwa membekukan sel telur tidak berbahaya dan dapat membantu wanita menunda kehamilan yang dibutuhkan. "Jika Anda dapat membekukan telur dan materi genetik Anda di laboratorium, tidak ada yang seperti itu," tambah Dr Dhanu.
Baca Juga: Ibu Hamil dan Menyusui Mulai Menjalani Vaksin Covid-19 di Puskesmas
2. Apakah pemeriksaan pra-kehamilan diperlukan?
"Tentu saja," kata dr Dhanu, menjelaskan bahwa pemeriksaan pra-kehamilan dapat mencakup tes darah, sonografi reguler, pemeriksaan diabetes, tiroid, dan lainnya. Ini juga mencakup pemeriksaan riwayat operasi sebelumnya untuk fibroid atau endometriosis saat menempatkan orang tersebut di kategori berisiko tinggi.
"Hal ini juga sangat penting untuk memeriksa kekerabatan," tambahnya. Riwayat genetik juga dianalisis untuk mencari cacat kromosom dalam pernikahan yang ada hubungan kekerabatan.
3. Apakah aman berolahraga selama kehamilan?
"Kehamilan bukanlah penyakit," kata dr Dhanu, seraya menambahkan bahwa kebanyakan orang dapat berolahraga selama kehamilan. Setelah minggu ke-12, latihan di bawah pengawasan sudah cukup baik.
Hanya saja, mereka yang termasuk dalam kategori berisiko tinggi, seperti mereka yang memiliki masalah jantung dan riwayat keguguran, perlu menghindari olahraga berat.
4. Apa itu depresi pascapersalinan?
Faktor-faktor seperti pelepasan hormon secara tiba-tiba pascapersalinan, adanya hormon susu serta kurang tidur dapat menyebabkan depresi pascapersalinan, menyebabkan seseorang merasa ditarik dan menangis.
"Perlu beberapa bentuk konseling dan diet bisa membantu," kata dr Dhanu.