Makanan Cepat Saji Ternyata Memiliki Zat Kimia Beracun Penyebab Kanker dan Kemandulan

- 28 Oktober 2021, 23:01 WIB
Junk food mengandung zat kimia beracun yang bisa merugikan tubuh manusia.*
Junk food mengandung zat kimia beracun yang bisa merugikan tubuh manusia.* /Unsplash/

ZONA PRIANGAN – Sudah banyak diketahui bahwa makanan cepat saji (junk food) dari perusahaan ternama tidak banyak mengandung nutrisi.

Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa makanan seperti ini juga mengandung zat kimia beracun yang bisa menyebabkan kerugian pada tubuh manusia.

Ini menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas George Washington, AS.

Baca Juga: Penderita Kanker Tidak Perlu Operasi, Konsumsi Jamur Jenis Ini Akan Sembuh

Mereka menemukan adanya ftalat (phthalate) yaitu senyawa yang membantu membuat plastik lebih lentur, yang ditemukan dalam 80 persen sampel yang dikumpulkan.

Bahan kimia tersebut berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan di antaranya penyebab kanker, menyebabkan kerusakan hati, kemandulan dan bahkan asma.

Para peneliti memilih sejumlah restoran dan menu berdasarkan market share dan apa yang lebih populer untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Bau Amis pada Air Kencing, Itu Bisa Sebagai Tanda Diabetes dan Ginjal

Dari seluruh makanan yang dipesan, 81 persen makanan mengandung ftalat yang disebut DnBP yang dikenal berhubungan dengan penyebab asma.

Sekitar 70 persen junk food mengandung ftalat DEHP yang bertalian dengan menurunnya kesuburan dan komplikasi pada reproduksi.

Mereka bahkan melibat sebuah pengganti plastik alternatif yang disebut DEHT yang ada dalam 86 persen makanan, namun dampak kesehatan dari substitusi ini belum diketahui sampai sekarang.

Baca Juga: Kucing Lebih Berisiko Terpapar Virus Corona dari Manusia, Gejalanya Batuk dan Pilek

Para peneliti menemukan keberadaan phthalate lebih tinggi dalam makanan berbasis daging di mana lebih rendah pada kentang goreng dan keju.

Menurut para peneliti, jenis makanan tersebut bisa kontak dengan ftalat dan alternatif plastik selama proses, pengepakan atau bahkan saat disajikan lewat sarung tangan plastik yang dipakai pelayan di counter.

Pemimpin studi, Ami Zota, seorang profesor kesehatan lingkungan di GWU mengatakan dalam percakapan dengan The Washington Post.

Baca Juga: Sehabis Kencing Jangan Lupa Berdehem Tiga Kali, Ini Penjelasannya

Dikatakan bahwa orang dari kelompok berpenghasilan rendah rentan terpapar ftalat saat mereka mengakses banyak fast food namun terbatas aksesnya ke alternatif makanan yang lebih sehat.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x