Peneliti Tengah Mengembangkan Rapid Tes Covid-19 pada Anak-Anak Melalui ASI

- 24 Januari 2022, 08:01 WIB
Peneliti tengah mengembangkan rapid test Covid-19 pada anak-anak melalui ASI.
Peneliti tengah mengembangkan rapid test Covid-19 pada anak-anak melalui ASI. /Reuters

Antara Maret dan September 2020, para peneliti memperoleh beberapa sampel ASI dari 110 wanita menyusui, termasuk 65 dengan tes COVID-19 positif, 36 dengan gejala yang belum diuji, dan kelompok kontrol yang terdiri dari 9 wanita dengan tes COVID-19 negatif.

Tujuh wanita (6%), enam dengan tes positif dan satu yang belum diuji memiliki materi genetik tidak menular (RNA) dari virus dalam ASI mereka, tetapi tidak ada sampel yang memiliki bukti virus aktif, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Rabu di Pediatric Research.

Baca Juga: Ayi Supriatna secara Aklamasi Terpilih sebagai Ketua Umum IOF Pengda Jawa Barat 2021 - 2025

Mengapa ASI mengandung RNA virus corona tetapi bukan virus menular masih belum jelas, kata pemimpin studi Dr. Paul Krogstad dari David Geffen School of Medicine di UCLA.

"ASI diketahui mengandung faktor pelindung terhadap infeksi, termasuk antibodi yang mencerminkan kondisi ibu," kata Dr. Paul Krogstad.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan bahwa sebelum menyusui, memberi susu botol, atau memeras susu, wanita dengan COVID-19 harus mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan dengan setidaknya 60% alkohol. CDC juga merekomendasikan agar mereka memakai masker saat berada dalam jarak 1,8 meter dari bayi.

Baca Juga: Vaksinasi untuk Anak Usia 6-11 Tahun di Majalengka Progresnya Lebih Cepat

Para peneliti sedang mengerjakan cara untuk mempercepat pengembangan vaksin dan obat antibodi monoklonal untuk COVID-19 dan penyakit lainnya, mempersingkat waktu dari pengumpulan sampel darah sukarelawan hingga identifikasi antibodi yang berpotensi berguna dari bulan ke minggu.

Seperti yang dijelaskan dalam Science Advances pada hari Rabu, teknik baru menggunakan mikroskop cryo-electron, atau cryoEM, yang melibatkan pembekuan sampel biologis untuk melihatnya dengan distorsi seminimal mungkin.

"Saat ini, pembuatan antibodi monoklonal melibatkan beberapa langkah, mahal, dan biasanya memakan waktu sekitar dua hingga tiga bulan, dan pada akhir proses itu Anda masih perlu melakukan analisis struktural antibodi untuk mencari tahu di mana mereka menempelkan diri mereka pada target mereka, dan bagaimana mereka benar-benar bekerja," kata Andrew Ward dari Scripps Research Institute di La Jolla, California.

Halaman:

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x