Warga Ligung Majalengka Ini Miliki Koleksi Uang Kuno, Tak Pernah Dijual walau Ada yang Menawar Mahal

- 14 Februari 2022, 20:07 WIB
Peggy Sagita warga Ligung, Majalengka hobi mengoleksi uang kuno.*
Peggy Sagita warga Ligung, Majalengka hobi mengoleksi uang kuno.* /zonapriangan.com /Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGGAN - Peggy Sagita (21) warga Desa Buntu, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka terus menggosok uang koin dengan kain perca.

Sesekali uang koin itu dilumuri pasta gigi dan digosok lagi, hingga uang itu tampak bersih dari karat dan jamur.

Ada puluhan uang koin yang ia miliki dan sebagian di antaranya keluaran Tahun 1920 hingga uang koin keluaran terakhir.

Baca Juga: Petani Alpukat Michoacan Menangis, Pas Panen Raya Amerika Serikat Tidak Mau Membeli

Uang-uang tersebut ia simpan rapi di toples serta uang kertas kuno disimpan di sebuah map setelah dikemas satu persatu ke plastik agar tidak berjamur.

Barang yang dia miliki sebagian diperoleh dari kakeknya, selain itu didapatkan tanpa sengaja atau juga pemberian temannya.

Hingga kini uang koin dan uang kertas kuno yang dimilikinya sudah cukup banyak, walaupun tidak diketahui berapa jumlahnya dan berapa nilainya jika uang-uang kuno miliknya tersebut dijual.

Baca Juga: Model Cantik Asal Rusia Alesya Kafelnikova Pilih Tinggal di Bali Bukan Karena Takut Konflik Ukraina

Pegy mengaku mulai menggemari uang kuno sejak duduk di bangku kelas 8 SMP.

Itu berawal dari seorang ibu yang melintas di depan rumahnya dan menemukan uang koin yang sudah berwarna hitam akibat timbunan tanah, uang itu bergambar kuda laut dan bertulis 1 cent di bagian bawah.

“Si ibu itu memberikan uang tersebut ke saya, karena mungkin untuk mainan,” ungkap Pegy.

Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan

Karena dianggap unik dia kemudian membawanya ke rumah kakeknya untuk menanyakan uang tersebut. Kakenya menjelaskan uang tersebut dan menunjukan sejumlah uang kertas kuno lainnya di lemarinya.

Sejak itu dia menggemari uang-uang kuno baik koin maupun uang kertas karena dianggap unik dan antik.

Uang kertas yang dia miliki di antaranya adalah terbitan tahun 1958 sebesar Rp100 dan Rp5, tahun 1961 pecahan Rp2,5 dan Rp1.

Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan

Terbitan tahun 1964 dengan pecahan Rp1 sen, Rp5 sen, Rp 10 sen, 25 sen dan 50 sen.

Terbitan tahun 1868 Rp2,5, Tahun 1988 sebesar Rp500. Dia pun memiliki uang keluaran baru yang dia tata rapi dei map kecilnya.

Dia mengaku uang tersebut tidak untuk dijual walaupun harganya mahal, melainkan untuk dikoleksinya.

Baca Juga: Hindari Kawasan Angker jika Tidak Mau Tersesat di Gunung Ciremai

“Seneng saja lihatnya. Tidak dijual walaupun mungkin suatu saat nanti harga uang ini akan mahal,“ katanya.

Pegy ternyata tidak hanya mengoleksi uang kuno, namun dia pun menyimpan beberapa koran sejak terbitan tahun 2015.

Di antaranya adalah Pikiran Rakyat dan Kompas serta dua koran lokal yang dia beli setiap hari sejak sekolah di SMP.

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

Menyimpan koran bermula ketika diminta gurunya untuk membuat kliping olah raga dan bencana alam.

“Sejak itu saya membeli koran tiap hari, uang jajan Rp20.000 per hari sebagian dibelikan untuk koran,“ ungkap Pegy.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x