Network
ZONA PRIANGAN – Ini sama sekali bukan hasil perbincangan imajiner dengan aktor senior berwatak asal Bandung, Rachmat Hidayat, karena sejatinya, lelaki kelahiran, 3 Juli 1933 ini telah meninggal dunia 14 Juni 2015 di Bandung.
Lebih kurang setahun sebelum Rachmat Hidayat wafat, beruntung penulis berkesempatan untuk bertemu dan sedikit berbincang dengan beliau tentang kesukaannya menunggang Harley-Davidson.
Kala itu, Sabtu 12 Juli 2014 di bulan Ramadan di Kota Bandung, tengah digelar acara amal Ramadan on The Road, pascaserangan stroke saat itu Rachmat masih semangat ikut aksi amal kemanusiaan bersama komunitasnya, Harley Club Bandoeng (HCB).
Baca Juga: Norton Breitling Sport Edisi Terbatas, Diproduksi 77 Unit.
Berjalan dengan bantuan tongkat penyangga, akhirnya beliau ambil posisi duduk di pelataran Gedung BRI Tower dibilangan Jalan Asia Afrika, Kota Bandung dan memberi kesempatan berbincang kepada penulis.
Rachmat Hidayat, sang aktor yang jadi salah satu legenda film nasional kebanggaan Jawa Barat, sejak dulu atau era tahun 1960 -an dikenal sebagai aktor dan juga pencinta motor besar Harley-Davidson.
Sulit rasanya untuk tidak menyebut nama almarhum Rachmat Hidayat, jika ingin mengupas riwayat penyelenggaraan Wingday (Harley-Davidson) rute Bandung-Pangandaran yang telah jadi tradisi dan melegenda.
Baca Juga: Harley-Davidson MT350, Merasakan Sensasi Berkendara dengan H-D Versi Militer
Semasa hidupnya Rachmat adalah aktor perfilman yang telah melegenda pula, penting menyebut namanya, mengingat Rachmat Hidayat dalam kiprah otomotif roda duanya, adalah tokoh kunci sekaligus salah seorang perintis berdirinya Harley Club Bandoeng (HCB) pada awal tahun 1960-an.
Bandung – Jakarta PP
Diakui dalam perbincangan tersebut, bahwa dirinya tidak pernah hijrah atau bermukim di ibukota, untuk mengembangkan karir sebagai artis film.
“Bapak mah dulu, saat-saat awal menjalani kiprah perfilman nasional, proses syuting yang lebih banyak dilakukan di Jakarta bapak tempuh langsung, berangkat dari Bandung dengan tetap mengendarai Harley-Davidson tua,” jelasnya.
Baca Juga: Mobil Klasik Elegan, Citroen DS21 Décapotable 1970, Siap Masuk Balai Lelang Silverstone
Tidak peduli proses syuting berlangsung berhari-hari, setiap usai syuting, pulang ke Bandung, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan, jika besok pagi beliau sudah harus ada di lokasi syuting lagi.
“Melakukan perjalanan sendiri Bandung-Jakarta yang ditempuh dengan HD tua cukup melelahkan namun dijalani dengan kegembiraan, bahkan saking lelah, malam hari di sekitar jembatan Citarum, Rajamandala, bapak tertidur pulas,” katanya.
“Terbangun karena dibangunkan hansip yang khawatir ada gerombolan melewati daerah tersebut,” kata pemeran film “Mat Peci” ini, berkisah, dirinya tidak pernah pindah atau bermukim di ibukota, untuk mengembangkan karir sebagai artis film.
Baca Juga: Bugatti Baby II, Mobil ‘Mainan’ Seharga Hampir Rp 1 Miliar
Saat berbincang, nada bicaranya penuh semangat, tutur katanya runut jika menyangkut film dan Harley-Davidson, namun unit motor Harley-Davidson tua, sebuah WLC 750 yang dinamai Wijayakusumah telah lama ditinggalkannya, berganti dengan sebuah tongkat penyangga untuk membantunya berjalan.
Dulu, para penggemar Harley-Davidson di Bandung yang berjuluk Kota Kembang, setiap unit Harley-Davidson yang dimiliki juga diberi sebutan dengan nama bunga.
Seperti Wijayakusumah, Dahlia, Ros, Melati dan lain-lain. Bersama dengan para penggemar dan perintis klub Harley-Davidson di Bandung, Rachmat Hidayat juga menggagas dan melakoni event legenda Wingday dengan rute Bandung-Pangandaran yang hingga kini digelar setiap 5 tahun sekali.***
