Ilmuwan Bisa Menebak, Musik Apa yang Sedang Didengar dengan Melihat Aktivitas Otak Anda

31 Desember 2020, 23:33 WIB
Para ilmuwan kini mampu memperkirakan seseorang mendengar musik gembira atau sedih./Pixabay/ /

ZONA PRIANGAN - Musik bisa memicu emosi dengan melihat raut wajah pendengarnya, namun para ilmuwan kini "bisa melihat' jenis melodi yang dimainkan saat melihat pada otak seseorang.

Dengan menggunakan pembelajaran mesin dan pencitraan resonansi magnetik fungsional, para peneliti di Universitas Turku, Finlandia menemukan bahwa lapisan pendengaran (auditory cortex) dan lapisan pergerakan (motor cortex) di otak diaktifkan ketika musik gembira atau sedih dimainkan.

Auditory cortex memproses unsur-unsur akustik, seperti irama dan melodi, sementara motor cortex berhubungan dengan fakta bahwa musik menginspirasi perasaan dari pergerakan.

Baca Juga: Menkes Janji Vaksin Covid-19 Didistribusikan Sebelum Masyarakat Kembali Masuk Kerja

Studi ini juga melihat pada musik yang bisa mempengaruhi ketakutan, dengan mengungkapkan korelasi dengan struktur subcortical yang melibatkan kenangan, emosi, dan kesenangan.

 “Musik bisa dengan kuat mempengaruhi pengalaman subyektif dari emosi, namun ini masih diperdebatkan apakah respon-respon ini menggunakan sirkuit saraf emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa biologis yang signifikan,” kata para peneliti yang membagikan hasil studinya di Oxford Academic.

“Kami menguji basis saraf fungsional dari emosi-emosi yang dipengaruhi musik dalam banyak subyek yang sedang mendengarkan secara emosional sejumlah musik instrumental.

Baca Juga: Wapada! Pandemi Covid-19 Berdampak Besar pada Kesehatan Mental, Ini Penjelasan Psikiater

Sementara aktivitas otak haemodynamic mereka diukur menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI),” tambahnya, seperti dikutip laman dailymail.co.uk, baru-baru ini.

Total sebanyak 102 subyek atau sukarelawan digunakan untuk studi ini, mereka diminta mendengarkan musik instrumental saat para ilmuwan memindai otak-otak mereka.

Sebuah algoritma pembelajaran mesin kemudian digunakan untuk memetakan yang mana daerah di otak yang menjadi aktif ketika musik-musik yang mempengaruhi emosi dimainkan.

Baca Juga: Perawat AS Tes Positif Selama Seminggu Setelah Menerima Vaksin Pfizer

Dengan mengikuti proses ini, para ilmuwan mampu memperkirakan apakah subyek tersebut mendengar musik gembira atau sedih.

Mengapa auditory cortex di otak ini diaktifkan? Alasannya karena bagian dari otak ini berperan penting dalam kemampuan kita untuk merasakan suara dan daerah ini akan membantu kita memproses unsur-unsur akustik dari musik seperti irama dan melodi.

Walaupun para subyek diminta untuk tetap diam saat fMRI dilakukan, motor cortex tetap saja aktif, mengapa demikian? Ini karena motor cortex terlibat dalam perencanaan, kendali, dan eksekusi dari pergerakan sukarela. Dan ketika subyek-subyek sedang mendengarkan musik ini, mereka sedang merasakan pergerakan.

Baca Juga: Militer Inggris Prediksi Perang Dunia Baru, Siapkan Pesawat Mata-mata Setara iPhone 12 Pro MX

Para peneliti juga menemukan daerah otak mana yang diaktifkan ketika para sukarelawan riset ini menonton beberapa video yang membangkitkan emosi-emosi kuat, dan diujicoba apakah daerah yang sama diaktifkan ketika sukarelawan mendengar musik yang membangkitkan emosi.

Hasilnya menunjukkan bahwa emosi-emosi yang ditimbulkan oleh video dan musik secara parsial berdasarkan pada operasi mekanisme yang berbeda di otak.

Video atau film, sebagai contoh, bisa mengaktifkan bagian-bagian terdalam dari otak yang mengatur emosi dalam situasi kehidupan nyata.

Baca Juga: Sebagian Ulama Berpendapat, Berhubungan Suami Istri Adalah Salah Satu Amalan Sunah Malam Jumat

Ini mungkin ada kaitannya dengan fakta bahwa film bisa lebih realistis menyalin peristiwa-peristiwa kehidupan nyata yang membangkitkan emosi dan selanjutnya mengaktifkan mekanisme emosi bawaan. ***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler