Kehadiran HMS Ratu Elizabeth Membuat Panas di LNU, Cina Akan Mengambil Tindakan

3 Januari 2021, 21:09 WIB
FOTO ilustrasi kapal induk.* /Deutsch /Pixabay

ZONA PRIANGAN - Kawasan Laut Natuna Utara (LNU) masih terus bergolak dengan hadirnya kekuatan militer beberapa negara.

Setelah kapal perang Amerika Serikat (AS) hadir di LNU, kini bergerak kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Ratu Elizabeth.

HMS Ratu Elizabeth akan bergabung dengan US Navy dan pasukan bela diri Jepang di dekat Kepulauan Ryuku.

Baca Juga: Kalahkan Amerika Serikat, Kini Cina Jadi Negara Terkuat di Dunia

Agendanya akan melakukan latihan perang bersama, namun mereka mengirim sinyal ke Beijing agar tidak main klaim di LNU.

Keruan saja kondisi tersebut membuat Cina gerah. Cina mengecam Inggris yang akan menghadirkan kapal HMS Ratu Elizabeth di LNU.

Dikabarkan HMS Ratu Elizabeth melakukan pergerakan karena khawatir atas meningkatnya kekuatan militer Beijing di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Juru bicara Kementerian Pertahanan Cina, Tan Kefei mengatakan, perairan LNU seharusnya tak menjadi lautan persaingan senjata dan kapal perang.

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "China Kecam Kedatangan Kapal Militer Milik Ratu Elizabeth II ke Laut Natuna Utara".

Seperti yang telah banyak diketahui, Cina telah mengklaim sebagian besar LNU yang memicu sengketa teritorial.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Negara tetangga, termasuk Vietnam dan Filipina, berpendapat bahwa Cina telah menghancurkan industri seperti penangkapan ikan di perairan.

Selama bertahun-tahun, Beijing telah menciptakan pangkalan militer dan lapangan terbang di pulau-pulau dan terumbu karang di wilayah yang disengketakan.

Cina mengatakan akan mengambil tindakan untuk 'menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya' di perairan.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Bahkan dalam konferensi pers tersebut Tan Kefei menuduh negara lain menjadi sumber militerisasi di Laut Natuna Utara.

"Sumber sebenarnya dari militerisasi di Cina-Selatan berasal dari negara-negara di luar kawasan ini," ucap Tan Kefei.

"Mengirimkan kapal perang mereka ribuan kilometer dari rumah untuk melenturkan otot, ada agenda apa?" ujarnya yang dilansir laman Express.

Baca Juga: Cina Ingin Jadi Tuhan, Menguasai Langit dan Bisa Menentukan Cuaca di Dunia

"Militer Cina akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya serta perdamaian dan stabilitas," tuturnya menambahkan.

Ia mengungkapkan pembangunan pertahanan Cina sebagai bentuk tambahan kekuatan bagi perdamaian secara global.

Sehingga Tan Kefei berharap pihak-pihak yang menuduh Cina dapat memperbaiki prasangka dan memiliki pandangan rasional terhadap Beijing dengan perkembangan militernya.

Baca Juga: Bukan Sekali Nelayan Indonesia Temukan Pesawat Rahasia Cina yang Beroperasi di Bawah Laut

Laut Natuna Utara berukuran sekitar 14 kali luas Inggris Raya dan membentang dari Filipina hingga Malaysia dan dari tepi Indonesia hingga Vietnam.

Beberapa negara termasuk AS menuduh Cina melanggar hukum internasional atas klaimnya di perairan tersebut.

Namun, Tan mengecam sebuah laporan yang mendesak 30 negara anggota aliansi keamanan transatlantik untuk fokus pada 'tantangan keamanan' yang ditimbulkan oleh Beijing.

Baca Juga: Pesawat Bawah Laut Cina Ditemukan Nelayan, Lakukan Operasi Rahasia di Perairan Indonesia

Dikabarkan Kapal HMS Queen Elizabeth milik Inggris adalah kapal perang terbesar yang dibangun oleh angakatan laut keraajaan tengah meluncur ke Laut Natuna Utara.

Pada 2017, itu ditugaskan untuk layanan dan diharapkan untuk dikerahkan ke Laut Natuna Utara untuk misi operasional pertamanya.

Pada Februari 2019, mantan menteri pertahanan Inggris Gavin Williamson mengonfirmasi bahwa misi operasional pertama kapal perang itu akan mencakup Laut Natuna Utara 'membuat Inggris Raya global menjadi kenyataan'.

Baca Juga: Wilayah Indonesia Terancam, Cina Bangun Terumbu Karang Jadi Pangkalan Milter Dekat Pulau Natuna

Pada bulan Juli, AS secara resmi menyangkal 'klaim ilegal' Cina atas Laut Natuna Utara.

Amerika juga mengkritik Beijing karena membangun fitur militer di kawasan itu dan sering mengirim kapal perang ke perairan untuk membantah klaim China.***(Rahmi Nurfajriani/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express Pikiran-Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler