Akibat Kapal Tankernya Disita oleh Iran, Militer Korea Selatan Kirim Kapal Perang

5 Januari 2021, 13:44 WIB
Ilustrasi Kapal Tanker. /Erich Westendarp/Pixabay

ZONA PRIANGAN - Pejabat Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengonfirmasi telah menerjunkan kapal perang jenis perusak berbobot 4.400 ton dari unit anti-pembajakan di Selat Hormuz pada Selasa, 5 Januari 2021.

Hal ini sebagai bentuk respon Militer Korea Selatan akibat aksi penyitaan kapal tanker MT Hankuk Chemi oleh Iran di perairan Teluk Persia.

Dikutip Zonapriangan.com dari Zonajakarta.com, kontingen ke-33 dari total 300 pasukan Cheonghae ini disiapkan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan.

Baca Juga: Miris! Hanya Gara-Gara Kunjungi Pameran Buku, Ulama di Arab Saudi di Penjara 4 Tahun

"Menyusul penyitaan, kami mengirim Unit Cheonghae ke tempat kejadian. Unit itu tiba di perairan terdekat pada hari sebelumnya dan sedang melakukan operasi untuk menangani situasi tersebut," kata seorang pejabat kementerian pertahanan yang tidak disebutkan namanya.

Mereka telah berkoordinasi dengan pasukan angkatan laut dari sejumlah negara yang turut beroperasi di perairan tersebut.

Jenis kapal ini sebelumnya beroperasi di perairan Somalia untuk melakukan misi anti-pembajakan di Teluk Aden dan Selat Hormuz.

Baca Juga: Senator Partai Republik: Beijing Tengah Mempersiapkan ‘Perang Dunia III’ di Laut Natuna Utara

Di tempat yang berbeda, Menteri Luar Negeri Korsel Kang Kyung-wha mengatakan pihaknya sedang melakukan upaya diplomatik untuk membebaskan kapal beserta awaknya.

"Kami telah mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi melalui Kedutaan Besar Iran di Korea Selatan dan Kedutaan Besar Korea Selatan di Iran dan terus berupaya untuk mengatasi situasi ini," kata Kang kepada wartawan, mengutip Korea Times, Selasa 4 Januari 2021.

Selat Hormuz merupakan satu diantara jalur minyak terpenting di dunia.

Baca Juga: Ratusan Burung Mati Berjatuhan di Jalanan Roma, Apa Penyebabnya?

Wilayah tersebut merupakan titik temu antara Teluk Arab dan Teluk Oman, yang notabene merupakan jalur menuju laut terbuka tempat produksi minyak global dan 70 persen impor minyak Korea Selatan.

Klaim Pencemaran Lingkungan

Seperti diketahui, penyitaan kapal tanker ini terjadi di tengah ketegangan antara Teheran dan Seoul.

Sempat muncul spekulasi bahwa Iran marah atas sanksi Amerika Serikat yang membekukan asetnya di Korsel. Namun, Teheran mengklaim penyitaan ini dilakukan karena pencemaran lingkungan oleh kapal.

"Menurut laporan awal oleh pejabat lokal, itu murni masalah teknis dan kapal dibawa ke pantai karena mencemari laut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh seperti dikutip dari Reuters, yang disiarkan televisi pemerintah Iran pada Senin, 4 Januari 2021.

Baca Juga: Viral Angin Puting Beliung Mirip Tornado Bergerak ke Bayalangu, Lematamba dan Panguragan

Menanggapi spekulasi ini, pihak Kemenlu Korsel menegaskan perlu "memverifikasi fakta di lapangan dan memasitkan keselataman awak kapal".

Artikel ini sebelumnya telah tayan di Zonajakarta.com dengan judul: Mulai Memanas, Militer Korea Selatan Kirim Kapal Perang Buntut Penyitaan Kapal Tanker oleh Iran

Diketahui, Iran menyita kapal berbendera Korea Selatan, MT Hankuk Chemi yang membawa 7.200 ton etanol.

Kapal tanker itu ditahan di pelabuhan kota Bandar Abbas, Iran.

Sejumlah foto-foto yang beredar memperlihatkan Korps Pengawal Revolusi Iran menggunakan speedboat untuk mengawal kapal tanker itu.

Baca Juga: Kembali Memanas, Cina Siap Lakukan Pembalasan Terhadap AS yang Dianggap Langgar Aturan

Baca Juga: Seorang Apoteker di Amerika Serikat Sengaja Rusak 500 Dosis Vaksin Covid-19

Sejumlah anak buah kapal (abk) yang ikut tersandera terdiri dari warga negara Korea Selatan, Indonesia, Vietnam, dan Myanmar, dengan total 20 anggota awak, menurut data Kemenlu Korsel.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) meminta Iran segera melepaskan kapal tanker tersebut.

AS menyebut aksi Iran adalah usaha Teheran menekan komunitas internasional agar mencabut sanksi mereka.*** (Dinar Fitra Maghiszha/Zonajakarta.com)

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler