Ternyata Vaksin Corona Sputnik V Miliki Efektifitas Hingga 91,6 Persen, Dapat Disimpan di Suhu Lemari Es

5 Februari 2021, 22:18 WIB
Ternyata Vaksin Corona Sputnik V Miliki Efektifitas Hingga 91,6 Persen, Dapat Disimpan di Suhu Lemari Es Normal. /NDTV.com/

ZONA PRIANGAN - Vaksin corona dari Rusia yakni Sputnik V memiliki tingkat efektifitas hingga 91,6 persen melawan gejala corona, demikian menurut laporan yang diterbitkan The Lancet pada Selasa, 2 Februari 2021.

Sputnik V - dinamai sesuai dengan satelit era Soviet - telah disetujui di Rusia beberapa bulan sebelum diterbitkannya hasil uji klinis tahap akhir, yang menyebabkan skeptisisme dari para ahli.

Tetapi analisis data terbaru dari 20.000 peserta dalam uji coba Tahap 3 menunjukkan bahwa vaksinasi dua dosis menawarkan kemanjuran lebih dari 90 persen melawan gejala virus corona.

Baca Juga: Luar Biasa! Vaksin Corona Ini Diklaim Punya Tingkat Efektifitas Lebih dari 90% dan Tanpa Efek Samping

"Pengembangan vaksin Sputnik V telah dikritik karena tergesa-gesa dan tidak adanya transparansi," kata juru bicara Lancet Ian Jones dari University of Reading dan Polly Roy dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

"Tetapi hasil yang dilaporkan di sini jelas dan prinsip ilmiah vaksinasi telah dibuktikan, yang berarti vaksin [Sputnik V] dapat bergabung dengan vaksin lainnya dalam upaya untuk mengurangi insiden corona," tambahnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sputnik V adalah salah satu vaksin dengan kinerja terbaik, bersama dengan Pfizer/BioNTech dan Moderna yang juga melaporkan memiliki tingkat kemanjuran lebih dari 90 persen.

Baca Juga: 10 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 dari Sinovac Tiba di Indonesia

Sebelum hasil uji coba fase 3, Rusia telah meluncurkan kampanye inokulasi massal untuk warga negara berusia 18 tahun ke atas.

Beberapa negara di dunia telah mendaftarkan Sputnik V, menurut Russian Direct Investment Fund yang membantu mengembangkan vaksin, termasuk Belarus, Venezuela, Bolivia dan Aljazair.

Pada Januari, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Jerman telah menawarkan dukungan kepada Rusia dalam pengembangan Sputnik V di Moskow, setelah pihak berwenang Rusia mengatakan mereka telah mengajukan permohonan pendaftaran di Uni Eropa.

Baca Juga: Efektifitas Vaksin Corona Johnson & Johnson Capai 66 Persen, Terbaik Bagi Afrika Selatan Lawan Strain Mutan

Respon Global

Percobaan ini melibatkan 14.964 sukarelawan dalam kelompok vaksin dan 4.902 dalam kelompok plasebo dua suntikan dengan selang waktu 21 hari.

Mereka yang mengambil bagian dalam ujicoba vaksin. Ketika mereka mendapat dosis kedua dan kemudian setelah itu, jika merasakan ada gejala maka harus melapor.

Dari dosis kedua, 16 kasus gejala virus corona dikonfirmasi pada kelompok vaksin dan 62 kasus dilaporkan pada kelompok plasebo, memberikan kemanjuran yang setara dengan 91,6 persen.

Baca Juga: 3.920 Vaksin Sinovac Tiba di Kabupaten Majalengka

Para penulis mengatakan bahwa kemanjuran hanya dihitung pada kasus gejala dan penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk menilai bagaimana hal itu mempengaruhi penyakit asimtomatik.

Mereka menambahkan bahwa masa tindak lanjut adalah sekitar 48 hari sejak dosis pertama, jadi periode perlindungan penuh masih belum diketahui. Uji coba sedang berlangsung dan berencana merekrut total 40.000 orang.

Sputnik V menggunakan dua jenis adenovirus yang berbeda, virus yang menyebabkan flu biasa, sebagai vektor untuk memberikan dosis vaksin.

Baca Juga: Hasil Kekebalan Rendah, Merck Hentikan Produksi Vaksin Virus Corona

Pengembang mengatakan bahwa menggunakan vektor adenovirus yang berbeda untuk vaksinasi penguat meminimalkan risiko sistem kekebalan mengembangkan resistansi terhadap vektor awal, sehingga dapat membantu menciptakan respons yang lebih kuat.

Alexander Edwards, seorang Associate Professor dalam Biomedical Technology di University of Reading, mengatakan bahwa percobaan tersebut mungkin membantu memberikan bukti untuk teori respon imun ini.

"Pandemi berarti 'semua' - dan satu-satunya cara untuk mengatasi masalah global adalah dengan respons global - berbagi data, sains, teknologi, dan obat-obatan," katanya.

Baca Juga: Starbucks Bakal Percepat Distribusi Vaksin Covid-19 untuk 45 Ribu Orang per Hari

Vaksin ini memiliki keuntungan karena dapat disimpan pada suhu lemari es normal daripada pada kondisi yang jauh di bawah titik beku yang disyaratkan untuk beberapa vaksin lain.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler