Musibah Kebakaran Akhirnya Menewaskan Enam Orang

18 Februari 2021, 21:12 WIB
FOTO ilustrasi petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan di lokasi kebakaran.* /Dok. Diskar PB Kota Bandung

ZONA PRIANGAN - Enam orang tewas dalam kebakaran di sebuah tambang emas di provinsi Shandong, China timur.

Media pemerintah China melaporkan, ada rencana menutup pertambangan yang tidak aman setelah kasus kecelakaan tersebut.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 6 pagi waktu setempat (22.00 GMT pada hari Selasa).

Baca Juga: 35 Ribu Pengungsi Korban Banjir di Subang dan Karawang Terima Ribuan Kotak Oranye

Baca Juga: Destinasi Wisata Kuliner yang Enak dan Hemat di Kota Jakarta

Kantor berita resmi Xinhua melaporkan, ada sepuluh penambang yang terjebak api di tambang emas Caojiawa di kota Zhaoyuan.

Empat orang berhasil diselamatkan dikirim ke rumah sakit untuk perawatan medis.

Kebakaran itu adalah insiden besar kedua di tambang emas Shandong dalam waktu kurang dari sebulan, demikian dilaporkan Reuters.

Baca Juga: Petugas Pemadam Kebakaran Berusaha Kendalikan Api di Bandung Eletronic Center

Baca Juga: Kebakaran Gedung Kejagung Bukan dari Korsleting Listrik, Polisi Temukan Unsur Pidana

Pada bulan Januari, 11 pekerja yang terperangkap oleh ledakan di tambang Hushan secara dramatis ditarik hidup-hidup setelah menghabiskan dua minggu di bawah tanah.

Setidaknya 10 penambang tewas, mendorong pihak berwenang untuk meluncurkan lebih banyak inspeksi keselamatan.

Biro darurat provinsi Shandong mengatakan akan memulai program inspeksi "komprehensif dan menyeluruh" yang berlangsung hingga akhir Maret.

Baca Juga: Pasar Baru Kebakaran, Petugas Damkar Masih Lakukan Pendinginan

Baca Juga: Cerita Mistis di Rancacili, Ada Suara Minta Tolong, Malam Hari Tercium Bau Menyengat

Hal itu dimaksudkan untuk mengatasi risiko keselamatan di semua tambang non-batubaranya. Mereka yang gagal dalam pemeriksaan akan ditutup.

Tambang China termasuk yang paling mematikan di dunia. Negara ini mencatat 573 kematian terkait ranjau pada tahun 2020, menurut Administrasi Keselamatan Tambang Nasional.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler