ZONA PRIANGAN - Ketegangan di Laut Natuna Utara belum mereda, kini percikan konflik mulai muncul di Timur Tengah.
Amerika Serikat (AS) mengirimkan dua pesawat pembom B-52 terbang di atas Timur Tengah tengah ketegangan antara Washington dan Teheran.
Penerbangan dua pesawat pembom B-52, menyusul peristiwa ledakan misterius dari sebuah kapal Israel.
Baca Juga: Amerika Serikat Menuduh China Membiarkan Muslim Uighur Kelaparan
Baca Juga: Ada Apa Ya? Amerika Serikat Ikut Selidiki Kecelakan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
AS dan Israel menuduh Iran ada di balik peristiwa itu, apalagi diketahui ada drone milik Iran yang terbang dekat kapal yang meledak.
Saluran satelit pro-Iran yang berbasis di Beirut sempat menyiarkan rekaman drone militer Iran dari sebuah kapal Israel yang meledak.
Saluran tersebut berusaha untuk mengatakan Iran tidak terlibat, tapi Israel menuduh Teheran atas kejadian tersebut.
Baca Juga: Laporan Intelejen AS, Putra Mahkota Arab Saudi Menyetujui Pembunuhan Jamal Khashoggi
Baca Juga: Kapal Perang AS Masuk ke Perairan Kepulauan Paracel, China Siaga tapi Belum Terpancing
Komando Sentral militer AS mengatakan dua B-52 terbang di atas wilayah tersebut disertai dengan pesawat militer dari negara-negara termasuk Israel, Arab Saudi dan Qatar.
Ini menandai penyebaran bomber keempat ke Timur Tengah tahun ini dan yang kedua di bawah Presiden Joe Biden.
Data pelacakan penerbangan menunjukkan dua B-52 terbang keluar dari Pangkalan Udara Minot di North Dakota, demikian dilaporkan Daily Mail.
Baca Juga: Gara-gara Kondom Tertinggal di Vagina, Perselingkuhan Istri Terbongkar
Baca Juga: Gara-gara Doyan Berhubungan Intim Lima Kali Sehari, Mengantarkan Ibu Guru Ini Masuk Penjara
Militer AS tidak secara langsung menyebut Iran dalam pernyataannya, dengan mengatakan penerbangan itu untuk 'mencegah agresi'.
Daily Mail melaporkan, penerbangan itu untuk meyakinkan mitra dan sekutu tentang komitmen militer AS terhadap keamanan di wilayah tersebut.
Namun, penerbangan seperti itu menjadi hal biasa pada bulan-bulan terakhir pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan
Baca Juga: Ada Tujuh Perkara yang Bisa Menerangi Kegelapan Alam Kubur, Umat Muslim Perlu Tahu
Keputusan Trump 2018 untuk menarik diri secara sepihak dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia memicu serangkaian insiden yang meningkat di wilayah tersebut.
Joe Biden telah menyatakan keinginan untuk kembali ke kesepakatan jika Iran menghormati batasan kesepakatan pada program nuklirnya.
Namun, ketegangan tetap tinggi setelah milisi di Irak - kemungkinan didukung oleh Iran - terus menargetkan kepentingan Amerika.
Baca Juga: Hati-hati bagi Istri yang Suka Ngomel, Ternyata Bisa Menimbulkan Nasib Sial, Ini Penjelasannya
Baca Juga: Ada 7 Karakter yang Dibenci Allah SWT, Nomor 5 Mirip Keledai
Biden bulan lalu melancarkan serangan udara tepat di seberang perbatasan ke Suriah sebagai pembalasan.
Sementara itu, saluran Al-Mayadeen yang berbasis di Beirut menayangkan cuplikan Helios Ray, kapal kargo kendaraan roll-on berbendera Bahama yang terkena ledakan 26 Februari di Teluk Oman.***