Pesawat Militer Lockheed Martin C-130 Milik Angkatan Udara Filipina Jatuh, Setidaknya 45 Orang Meninggal

5 Juli 2021, 07:25 WIB
Sebuah pesawat kargo C-130 Angkatan Udara Filipina di dekat bandara Jolo, pulau Sulu, di Filipina pada hari Minggu. /UPI/Task Force Sulu Armed Forces of the Philippines/EPA-EFE

ZONA PRIANGAN - Sebuah pesawat Angkatan Udara Filipina yang dikirim dari pemerintah AS awal tahun ini, jatuh di pulau selatan Jolo pada Minggu pagi, menewaskan 42 orang di dalamnya dan tiga warga sipil di darat.

Pesawat militer Lockheed Martin C-130, yang membawa 96 personel, termasuk tiga pilot dan lima awak, akan berangkat dari Cagayan de Oro, di Mindanao, ke provinsi Sulu ketika kehilangan landasan pacu di pulau Jolo ke desa Patikul di dekatnya. kepala angkatan bersenjata Filipina, Jenderal Cirilito Sobejana, mengatakan dalam sebuah laporan oleh The New York Times.

Patikul adalah daerah kubu kelompok militan yang dikenal sebagai Abu Sayyaf. Kecelakaan itu terjadi pada pukul 11:30 waktu setempat, CNN melaporkan, seperti dikutip ZonaPriangan dari laman UPI.com, 4 Juli 2021.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Senin 5 Juli 2021: Al dan Andin Bikin Nino Terdiam, Bu Rosa Tegas Membuat Elsa Tak Berkutik

"Beberapa menit setelah kecelakaan, pasukan dan sukarelawan sipil bergegas ke lokasi untuk pencarian dan penyelamatan," menurut siaran pers Satuan Tugas Gabungan Sulu. "Per saksi mata, sejumlah tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum jatuh ke tanah menyelamatkan mereka dari ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan itu."

Empat puluh sembilan orang terluka dan lima personel masih belum ditemukan. Juga, empat orang lainnya di darat terluka.

Pasukan "seharusnya melapor ke batalion mereka hari ini. Mereka seharusnya bergabung dengan kami dalam perang melawan terorisme," kata Komandan Satuan Tugas Gabungan Sulu William N. Gonzales.

Baca Juga: Model Telanjang 'Butt Squad' Ukraina yang Terkenal, Eksis Menunjukkan Dukungan Jelang Laga Melawan Inggris

Lima kendaraan militer juga berada di dalam pesawat itu, kata para pejabat.

Pesawat bermesin turbo-prop empat, pertama terbang pada tahun 1988, dan digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.

Itu adalah salah satu dari dua C-130H Hercules yang diberikan oleh program pembiayaan militer pemerintah AS dan bernilai $32,2 juta, menurut Kedutaan Besar AS pada Februari.

Baca Juga: Kantong Mayat Pesepeda Itu Bergerak padahal Petugas Medis Sudah Menyatakan Dia Meninggal

"C-130 adalah pesawat yang terbukti dan menunjukkan jangkauan dan kemampuannya untuk mengirimkan pasokan COVID-19 ke seluruh negeri selama setahun terakhir," kata Kuasa Usaha John Law dalam rilis berita. "Kami berharap pesawat tambahan ini akan terus menjadi pekerja keras bagi Angkatan Udara Filipina di tahun-tahun mendatang."

Pada tahun 2008, sembilan awak dan dua penumpang di dalam pesawat C-130 Angkatan Udara Filipina tewas ketika jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas dari Kota Davao di pulau selatan Mindanao.

Baca Juga: Mobil Mewah Selundupan Senilai Rp17,99 Miliar Dihancurkan Beckhoe, Ini Pameran Rutin di Filipina

Pada tahun 1993, sebuah C-130 Angkatan Udara Filipina jatuh, menewaskan 30 orang. Bulan lalu, sebuah helikopter utilitas S-70i Black Hawk yang baru diakuisisi jatuh dalam penerbangan malam sekitar 60 mil utara ibukota Manila, menewaskan enam orang di dalamnya.

Kecelakaan pesawat terburuk di negara itu terjadi pada tahun 2000. Sebuah Boeing 737-200 sedang dalam penerbangan pagi hari dari Manila ke kota selatan Davao ketika jatuh di Pulau Samal, menewaskan semua 131 orang di dalamnya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: UPI.com

Tags

Terkini

Terpopuler