ZONA PRIANGAN - Gereja Katolik Prancis diguncang dengan kasus pelecehan seks. Hasil penyelidikan, kasus tersebut sudah berlangsung beberapa dekade.
Jean-Marc Sauve, presiden komisi yang memeriksa kasus tersebut mengatakan, "selubung keheningan" sering dimanfaatkan para pendeta berbuat mesum.
Jean-Marc Sauve pun menyesalkan ketidakpedulian pihak gereja untuk menyelesaikan masalah dan cenderung membiarkan kasus itu.
Baca Juga: Polisi Tangkap Seorang Manajer yang Terlibat Perkosaan di Klub Tari Telanjang
Selama 70 tahun terakhir, penyelidikan menetapkan sekitar 216.000 anak-anak menjadi korban pelecehan seks.
Jumlah korban dapat berpotensi tumbuh menjadi 330.000 ketika termasuk anggota awam.
Dari total 115.000 imam dan pendeta selama waktu itu, bukti menunjukkan 2.900 hingga 3.200 dituduh melakukan pelecehan seks.
Baca Juga: Seorang Sekretaris Tewas Mengenaskan Setelah Diperkosa dan Ditikam 11 Kali
Sauve menyalahkan "selubung keheningan" di dalam Gereja Katolik Prancis, memicu pelecehan "sistemik" berkembang biak selama beberapa dekade.
Olivier Savignac, kepala asosiasi korban ‘Parler et Revivre’ mengatakan, satu pelaku bisa melakukan pelecehan seks terhadap 70 korban.
“Sangat menyedihkan, karena rasio antara 216.000 dan 3.000, itu adalah satu penyerang untuk 70 korban," ujar Sauve, yang dikutip rt.com.
"Itu menakutkan bagi masyarakat Prancis, bagi Gereja Katolik," tambah Oliver, sebelum rilis laporan tersebut.
Komisi telah menghabiskan dua setengah tahun untuk memeriksa bukti, berbicara kepada para korban dan saksi, dan menyelidiki arsip dari gereja, pengadilan, polisi, dan pers, sejak tahun 1950-an.
Saluran telepon yang dibuat untuk menerima panggilan dari calon korban atau mereka yang mengenal seseorang yang telah dilecehkan menerima sekitar 6.500 panggilan.
Penyelidikan telah menyerahkan 22 tuduhan kejahatan kepada jaksa untuk dipertimbangkan jika tuntutan dapat diajukan terhadap tersangka pelaku.***