Bocah Wanita Afghanistan (9) yang Dijual Ayahnya untuk Jadi Pengantin dengan Pria (55) Berhasil Diselamatkan

4 Desember 2021, 21:50 WIB
Foto ilustrasi seorang gadis kecil di Jalalabad, Afghanistan 20 Agustus 2021. Parwana yang berusia sembilan tahun diselamatkan setelah dia dijual sebagai pengantin di usia 9 tahun. /Unsplash/IsaaK Alexandre KaRslian

ZONA PRIANGAN - Seorang pengantin anak berusia 9 tahun dari Afghanistan telah diselamatkan setelah dijual kepada seorang pria berusia 55 tahun seharga Rp30,75 juta.

Ayah gadis itu, Abdul Malik, terpaksa menjual putrinya yang masih kecil, Parwana, bulan lalu agar dia bisa membeli makanan untuk keluarganya.

Ayah yang merasa hancur hatinya itu terlihat menangis saat dia memohon kepada Qorban (55), untuk tidak memukul putrinya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 4 Desember 2021: Reyna Diculik, Iqbal Malah Digampar Irvan dan Al Murka Tiada Terkira

Cobaan yang mengerikan itu memicu kemarahan di seluruh dunia dengan 24 senator wanita AS menyerukan Presiden Joe Biden untuk mengambil tindakan terhadap pernikahan anak di Afghanistan.

Dan sekarang, badan amal Too Young to Wed yang berbasis di AS datang untuk menyelamatkan Parwana, membantunya keluar dari perjodohan dan memindahkan keluarganya dari kamp pengungsian yang mereka tinggali ke rumah aman di Herat, lapor CNN.

“Saya senang sekali,” kata Parwana di tengah perjalanan, seperti dikutip ZonaPriangan dari The Sun, 4 Desember 2021.

Pendiri badan amal Stephanie Sinclair mengatakan: "Ini adalah solusi sementara.

"(Tapi) sebenarnya yang kami coba lakukan adalah mencegah gadis-gadis dijual untuk dinikahkan."

Baca Juga: Gadis Uttar Pradesh yang Hilang Selama Dua Hari, Ditemukan di Sebuah Bagasi di Rumah Tetangganya

Ibu Parwana, Reza Gul mengatakan ayah gadis itu memprakarsai penjualan di luar keinginannya.

"Tentu saja, saya marah, saya melawannya, dan saya menangis. Dia bilang dia tidak punya pilihan," katanya.

Keluarga Parwana mengatakan mereka tidak punya pilihan untuk menjual putri mereka untuk bertahan hidup.

Baca Juga: Mengganggu Perempuan di Jalan dan di Pub Bisa Menjadi Sebuah Tindak Pidana

Dia dijual seharga 200.000 orang Afghan atau setara Rp30,75 juta dalam bentuk uang, domba, dan tanah yang dimaksudkan untuk bertahan hanya beberapa bulan.

Keluarga Malik telah tinggal di kamp pengungsian Afghanistan di provinsi Badghis barat laut dan telah bertahan hidup dengan bantuan kemanusiaan dan mencari nafkah dengan melakukan pekerjaan kasar.

Situasi memburuk setelah Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus dan runtuhnya ekonomi negara itu.

Baca Juga: Mahasiswa Pascasarjana dan Seorang Turis Asal Italia Ditikam oleh Orang yang Diduga Sama dalam Serangan Acak

Abdul terpaksa menjual saudara perempuan Parwana yang berusia 12 bulan beberapa bulan yang lalu untuk membantu keluarganya bertahan hidup.

Parwana berharap dia bisa mengubah pikiran orang tuanya karena dia tidak ingin meninggalkan keluarga atau pendidikannya dan mengatakan dia ingin menjadi guru ketika dia besar nanti.

Dia sebelumnya mengatakan kepada CNN: “Ayah saya telah menjual saya karena kami tidak memiliki roti, beras atau tepung. Dia telah menjualku kepada seorang lelaki tua.”

Baca Juga: Survei Membuktikan: Orang Australia Lebih Sering Mabuk Minuman daripada Warga Negara Lain di Dunia

Sementara, Qorban (55) mengatakan dia akan menjaga Parwana sebagai anaknya dan mengaku sudah punya istri.

“[Parwana] murah, dan ayahnya sangat miskin dan dia membutuhkan uang,” katanya kepada CNN. “Dia akan bekerja di rumahku. Aku tidak akan memperdanya. Saya akan memperlakukannya seperti anggota keluarga. Saya akan baik hati.” jelas Qorban.

Baca Juga: Saat Berbenah Rumah, Wanita Ini Syok ketika Menemukan Belasan Ular Bersarang di Bawah Ranjangnya

Namun, Abdul mengatakan dia tidak akan memiliki kekuatan atas apa yang terjadi pada putrinya dan berkata: “Orang tua itu mengatakan kepada saya, 'Saya membayar untuk gadis itu. Bukan urusanmu apa yang aku lakukan dengannya, itu urusanku'.”

Ibu Parwana mengatakan putrinya memohon untuk kembali ke rumah dan diizinkan beberapa kunjungan kembali ke kamp, ​​CNN melaporkan.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler