Jelang Natal, ISIS Tebarkan Teror Siap Memenggal Kepala, Pamer Helm Tentara Amerika yang Sudah Dibunuh

24 Desember 2021, 17:07 WIB
Poster itu menunjukkan seorang pejuang bertopeng mengacungkan pisau berdarah, sambil memegang kepala terpenggal dari Santa Claus.* /MEMRI JTTM/

ZONA PRIANGAN - ISIS menebarkan teror mengerikan dengan mengirim pesan online berupa gambar-gambar sadis jelang Natal.

Di antara gambar yang dirilis, ada seorang pejuang ISIS bertopeng mengacungkan pisau berdarah di satu tangan, sambil memegang kepala Santa Claus.

Pesan dari gambar tersebut, ISIS selalu siap memenggal kepala musuh-musuhnya, lapor The Sun.

Baca Juga: ISIS Makin Brutal, Kepala Pendeta Dipenggal dan Diserahkan Kepada Istrinya

Poster itu disertai dengan pesan berbunyi: "Kami mengirim pesan kepada orang di Eropa, Amerika, Australia, Kanada, Rusia, dan negara, kami siap balas dendam."

“Kami berkata kepadamu, saudara-saudara kami banyak ditangkap dan dibunuh, kami akan membalas dengan pisau, peluru, dan bom," pesan lebih lanjut.

Dalam poster lain, ISIS membuat sebuah pohon Natal terdiri dari senapan dan helm tentara AS, bersama dengan pernak-pernik Stars and Stripes.

Baca Juga: Mengerikan Hiasan Pohon Natal di Juarez, Texas Berasal dari Potongan Tubuh Manusia yang Dibunuh Geng Narkoba

Poster seperti ini menggemakan video tembakau sakit yang digunakan ISIS untuk memposting secara online pemenggalan kepala orang Barat.

Helm-helm yang dipajang menunjukan sudah berapa banyak korban yang dibunuh ISIS, lapor Daily Star.

Macer Gifford, seorang Inggris yang memerangi kelompok teroris, telah memperingatkan bahwa ISIS "berkembang menjadi binatang baru" untuk menyerang Barat.

Baca Juga: Horor Menjelang Natal, 150 Mobil Terlibat Tabrakan Beruntun, Lima Truk Terbakar di Jalan Tol

Gifford meninggalkan pekerjaannya sebagai pedagang mata uang di London pada 2015 dan pergi ke Suriah untuk memerangi ekstremis Islam bersama pasukan Kurdi.

Dia memperingatkan bahwa meskipun kekhalifahan runtuh dan kehilangan hampir semua wilayahnya, ISIS masih menjadi "ancaman yang sama besarnya hari ini" saat mereka merekrut pejuang.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler